Mantan Wako Siantar Tantang Dikonfrontir dengan Asisten

Jumat, 12 Agustus 2011 – 01:49 WIB

JAKARTA -- Berkas penyidikan mantan Walikota Pematang Siantar, RE Siahaan, belum juga dinaikkan ke tahap penuntutanKuasa hukum RE Siahaan, Junimart Girsang, menilai, ada sesuatu yang belum klir dalam masa penyidikan perkara dugaan korupsi pengelolaan bantuan sosial APBD 2007 itu.

Junimart menyebut, masalah kwitansi pengeluaran uang sebesar Rp1,5 miliar yang oleh tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dijadikan barang bukti, dibantah mentah-mentah oleh RE Siahaan.

Mantan calon gubernur Sumut itu malah menantang agar dirinya dikonfrontir dengan asisten I, asisten II, dan asisten III Setko Pematang Siantar yang menjabat saat RE Siahaan masih menjadi walikota

BACA JUGA: BKN Tunggu Laporan Honorer Palsu

"Pak RE Siahaan tidak tahu soal kwitansi uang Rp1,5 miliar itu
Kita sudah minta agar asisten I, asisten II, dan asisten III dimintai keterangan

BACA JUGA: Ditanya Penjemputan Nazaruddin, Anas Minta Diwakili Wartawan

Kalau perlu, konfrontir langsung dengan keterangan Pak RE Siahaan," ujar Junimart Girsang kepada JPNN di Jakarta, Kamis (11/8).

Dijelaskan saudara kandung Juniver Girsang itu, pihaknya sudah menyampaikan ke penyidik, baik secara lisan maupun tertulis, agar para asisten itu dimintai keterangan terkait dana Rp1,5 miliar itu.

"Tapi sampai sekarang belum ada tanggapan dari penyidik KPK," ujarnya
Bagaimana jika penyidik menolak permintaan itu? Junimart mengatakan, jika ketiga asisten itu tak dimintai keterangan, berarti berita acara pemeriksaan (BAP) lemah

BACA JUGA: KPK Larang PNS Berlebaran Dengan Mobil Dinas

"Ya silakan kalau KPK berani menaikkan perkara ini ke penuntutanMasih sangat lemah," ujarnya.

Sebelumnya, usai menjalani pemeriksaan di KPK pada 1 Juli 2011, anggota kuasa hukum RE SIihaan, Hor Agusmen Girsang, mengatakan bahwa kliennya itu membantah telah mengetahui isi sebuah dokumen yang diperlihatkan penyidik kepadanya“Klien saya kemudian menolak pemeriksaan dilanjutkan jika penyidik masih menanyakan soal dokumen ituKalau isi dokumennya saya belum tahu pastiYang jelas dokumen itu menurut klien saya, tidak pernah ditandatanganinya,” kata Hor.

Mantan orang nomor satu di Pemko Pematang Siantar itu ditahan KPK pada 8 Juni 2011, setelah berstatus sebagai sebagai tersangka sejak 6 Pebruari 2011Ketua DPC Partai Demokrat Pematangsiantar itu ditahan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur.

RE Siahaan disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 3 dan atau pasal 5 dan atau pasal 9 dan atau pasal 11 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU Nomor 31 tahun 199 tentang Tindak Pidana Korupsi(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Delapan Masalah Selalu Muncul Jelang Lebaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler