jpnn.com, BOGOR - Bea Cukai makin mengukuhkan perannya dalam meningkatkan ekspor nasional dengan mengawal dua komoditas daerah ini, yakni keripik tempe dan udang menembus pasar global.
Peran tersebut ditunjukkan jajaran Bea Cukai Bogor yang mengawal kegiatan ekspor 15 ribu paket keripik tempe produksi CV Kahla Global Persada pada Selasa (4/10) lalu.
BACA JUGA: Layanan E-CD Diberlakukan Bea Cukai di Sejumlah Bandara Internasional, Ini Kelebihannya
Produsen keripik tempe tersebut terdaftar sebagai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah pelayanan Bea Cukai Bogor yang telah terseleksi sebagai supplier tetap Forever Harvest Corp Ltd – Hongkong.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana menyampaikan keberhasilan perusahaan tersebut melaksanakan ekspor tidak terlepas dari peran aktifnya mengikuti coaching UMKM, expo, dan pameran, baik skala lokal maupun internasional.
BACA JUGA: Klinik Ekspor Bea Cukai Sukses Pasarkan Rokok dan Daun Talas ke Luar Negeri
"Termasuk aktif berkonsultasi dengan Tim Klinik Ekspor Bea Cukai Bogor yang gencar mengasistensi dan mendampingi UMKM," kata Hatta Wardhana melalui keterangan yang diterima, Rabu (9/11).
Hatta mengatakan ekspo internasional memang merupakan suatu upaya membuka kesempatan mempromosikan produk sekaligus menjadi wadah bagi pelaku UMKM bertemu dan bernegosiasi dengan pembeli potensial dari luar negeri.
Dia pun mengapresiasi keberhasilan CV Kahla Global Persada melaksanakan ekspor dan berharap semakin banyak UMKM yang kompeten dan berkapasitas global.
BACA JUGA: Beri Kuliah Umum di Politeknik Ben Boi, Dirjen Askolani Bicara Peran Strategis Bea Cukai
"Salah satu kontribusi kami pada pemulihan ekonomi adalah mendorong UMKM merambah pasar global," tegasnya.
Menurut Hatta, semakin banyak UMKM yang memasarkan produknya ke pasar internasional, tidak hanya akan menambah keuntungan pelaku usaha itu sendiri, melainkan berdampak bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
Kesuksesan yang sama juga diraih PT Wahana Lestari Investama (WLI) yang telah mengekspor udang sejumlah 118.700 karton dengan berat 1.175.130 kg ke China.
Dari ekspor tersebut, perusahaan telah menyumbang devisa USD5,68 juta atau sekitar Rp 88,2 miliar ke negara.
"Untuk menjamin kelancaran ekspor tersebut, petugas Bea Cukai Ambon telah melaksanakan pengawasan pemuatan ekspor pada sarana pengangkut laut yang digunakan, yaitu MV Fu Yuan Yu Yun 993 dari China," kata Hatta lagi.
Hingga awal triwulan IV 2022, perusahaan tercatat sudah melakukan empat kali ekspor dan impor langsung dari Seram Utara menggunakan angkutan laut yang sama.
PT WLI melakukan impor spare part dan beberapa barang kebutuhan produksi dengan tujuan untuk menunjang kegiatan ekspor mereka.
Jadi di samping membawa barang impor khusus PT WLI, kapal tersebut juga akan kembali ke China membawa komoditas ekspor PT WLI berupa udang.
Mengingat dermaga khusus PT WLI yang digunakan untuk membongkar barang impor dan memuat barang ekspor bukan kawasan pabean, petugas Bea Cukai yang bertugas tetap mengawasi pembongkaran sampai dengan penimbunan barang impor di gudang milik PT WLI.
"Kami berharap eskpor komoditas daerah ini akan berkesinambungan," ujar Hatta.
Dia menambahkan Bea Cukai berkomitmen terus mengoptimalkan kinerja pelayanan dan pengawasan demi kelancaran ekspor komoditas daerah. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi