Mantap! BRI Tambah Buyback Lagi Rp 1,5 Triliun

Senin, 06 Februari 2023 – 21:18 WIB
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melakukan pembelian kembali saham (buyback).

Hal itu diketahui melalui keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 2 Februari 2023, buyback saham oleh BRI tersebut dilakukan sebesar-besarnya Rp 1,5 triliun, dan dapat dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus.

BACA JUGA: BRI Microfinance Outlook 2023: Inklusi Keuangan dan ESG Jadi Fokus untuk Ekonomi Indonesia

Proses buyback ini diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal RUPST 2023.

Pengumuman aksi korporasi berupa buyback saham ini dilakukan setelah BRI menyelesaikan proses buyback senilai Rp 3 triliun pada akhir Januari 2023.

BACA JUGA: Ini Rahasia Kesuksesan Transformasi Digital BRI

Hal tersebut di sampaikan oleh BRI melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Januari 2023, yang menyatakan bahwa perseroan mengakhiri periode buyback lebih awal menjadi 26 Januari 2023.

Perseroan telah menyelesaikan buyback sebanyak 647.385.900 lembar saham dengan jumlah nilai sebesar Rp 2.999.999.915.000 (tidak termasuk biaya komisi perantara perdagangan efek dan biaya lainnya).

Saham hasil buyback ini akan digunakan untuk pemberian reward dan insetif kepada pekerja maupun manajemen, sehingga lebih memacu sustainability kinerja Perseroan dalam jangka panjang.

Hingga akhir Kuartal III 2022 BRI Group mampu mencetak laba Rp 39,31 triliun atau tumbuh 106,14 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 4,00 persen yoy menjadi Rp1.684,60 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso optimistis dapat terus menjaga kinerja positif. Optimisme tersebut didukung empat faktor utama sebagai syarat pertumbuhan.

Empat faktor itu pertama bersumber dari pertumbuhan baru melalui integrasi holding ultramikro.

Kedua, permodalan yang kuat, tercermin dari CAR BRI konsolidasian sebesar 26,14 persen.

"Ketiga, likuiditas yang memadai, dicerminkan dari LDR bank konsolidasian 88,51 persen dan yang terakhir quality of growth dengan rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) 3,09 persen dan loan at risk (LAR) sebesar 19,28 persen," jelasnya.

Sunaso membeberkan tujuan utama buyback diberikan kepada karyawan adalah untuk meningkatkan engagement karyawan.

"Karena dari sisi biaya untuk membeli (buyback) itu ada, kemudian dari sisi kebutuhan untuk mensejahterakan karyawan dengan memberikan saham ada, maka matching lah kira-kira. Duitnya ada, kebutuhannya juga ada, oleh karenanya kita lakukan," jelas Sunarso. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler