Mantap! Lima Bulan, Ekspor Pertanian Sulut Tembus Rp 2,9 Triliun

Jumat, 20 Mei 2022 – 20:43 WIB
Pelepasan ekspor pertanian asal Sulut yang dihadiri Irjen Kementan Jan Samuel Maringka yang dipusatkan di Terminal Peti Kemas Bitung, Jumat (20/5). Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, MANADO - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) Jan Samuel Maringka menyampaikan kabar menggembirakan mengenai kinerja ekspor pertanian Sulawesi Utara (Sulut).

Perlu diketahui, Sulut terus membuktikan kontribusinya terhadap kinerja ekspor pertanian Indonesia.

BACA JUGA: Pastikan Program Regenerasi Petani Berjalan Baik, Kementan Kuatkan Kapasitas Manajemen

Ekspor pertanian Sulut di 2021 mencapai Rp 5,8 triliun, sedangkan pada tahun ini hingga 20 Mei alias baru berjalan lima bulan sudah  mencapai Rp 2,9 triliun.

“Bangsa dan negara harus memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan multidimensi yang meliputi aspek geografis, kekayaan alam, demografis, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Ekspor ini memiliki peran penting untuk meningkatkan ketahanan pangan," kata Jan saat melepas ekspor komoditas pertanian di Terminal Peti Kemas Bitung, Sulut, Jumat (20/5).

BACA JUGA: Kementan Kembali Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh

Jan melepas ekspor komoditas asal Sulawesi Utara senilai Rp83 miliar. Komoditas yang diekspor adalah bunga pala, pala biji, kelapa parut, bungkil kelapa, daging pala, bungkil sawit, dan santan kelapa.

Ekspor ditujukan ke 15 negara, di antaranya India, Vietnam, Italia, Selandia Baru, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Argentina, Belanda, Australia, Chili, Amerika Serikat, dan Korea.

BACA JUGA: Kendalikan Wabah PMK, Kementan Kirim Obat-Obatan dan APD ke Wilayah Ini

“Pelepasan ekspor ini merupakan pelaksanaan dari program Gratieks (gerakan tiga kali ekspor) yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,” jelas mantan Kepala Kejaksaan Negeri Tarakan itu.

Secara keseluruhan, nilai ekspor komoditas pertanian meningkat dari Rp 390,16 triliun pada 2019 menjadi sebesar Rp 625,04 triliun di 2021.

Di hari yang sama, Jan juga mengunjungi Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Manado.

Saat ini, BKP Kelas I Manado Sulut telah memanfaatkan teknologi untuk memantau kinerja pertanian, termasuk ekspor.

Datanya real time dan dapat diakses secara terbuka. Data bersumber dari data BKP Kelas I Manado, Pemda, dan petani.

“Inilah salah satu bentuk modernisasi seperti yang disampaikan Menteri Pertanian. Kami memanfaatkan teknologi untuk mempercepat dan mendorong peningkatan kinerja pertanian, ketahanan pangan, dan kedaulatan pangan,” ungkapnya.

Jan menyebutkan Itjen Kementan memegang peranan penting dalam mengawal Kementerian Pertanian meningkatkan ketahanan nasional.

“Kami menetapkan kebijakan Jaga Pangan Jaga Masa Depan sebagai reorientasi pengawasan,” ujar Jan.

Kebijakan tersebut dilaksanakan dengan 5 strategi.

Pertama, fokus pada program strategis, prioritas, dan super prioritas.

Kedua, membangun sinergi APIP dan aparat penegak hukum untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Ketiga, mewujudkan kualitas pembangunan pertanian tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran.

Keempat, membangun sistem pelaporan yang terintegrasi melalui pembangunan pertanian cepat tepat dan akurat.

Kemudian kelima, membangun kemitraan strategis dengan stakeholder pertanian.

“Itjen tidak hanya melakukan audit, tapi harus mengetahui permasalahan yang dihadapi, agar bisa memberikan rekomendasi kepada mitra kerjanya dengan tepat,” pungkas Jan. (mrk/jpnn)

 


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler