jpnn.com, MYANMAR - Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja ke luar negeri ke Myanmar. Dia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Myanmar Letjen Kyaw Swe bersama Penasehat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun.
Dalam pertemuan itu, Polri berencana memberikan pelatihan kepada polisi di Myanmar.
BACA JUGA: Yusril: Hentikan Mengadu Domba KPK dan Polri
“Polri berkomitmen untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kapasitas personel Kepolisian Myanmar dalam pemeliharaan keamanan dalam negeri,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, Polri telah menyiapkan program pelatihan khusus seperti pengamanan unjuk rasa, penanganan kerusuhan massa, penyidikan kejahatan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM, dan berbagai program pelatihan lainnya.
BACA JUGA: IPW: Tidak Sekadar Mendongkel Kepemimpinan Tito
“Peningkatan kapasitas personel Kepolisian Myanmar merupakan wujud nyata upaya Polri mendukung penyelesaian permasalahan keamanan dalam negeri Myanmar secara profesional, humanis dan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM,” papar dia.
Selanjutnya, Kapolri direncanakan mengikuti pembicaraan bilateral dengan Sekretaris Senior Parlemen Singapura Amrin Amin untuk membahas berbagai isu keamanan di antara kedua negara.
BACA JUGA: Kapolri Diterpa Kabar Miring, Polri tetap Solid
Pada kesempatan itu, Tito juga memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan tingkat menteri negara di ASEAN.
Pertemuan ini membahas penanggulangan kejahatan transnasional dan digelar di Nay Pyi Taw, Myanmar dari 29 Oktober hingga 2 November 2018.
Delegasi Indonesia terdiri dari Polri, Kementerian Luar Negeri, Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Rencananya, pertemuan ini dibuka oleh Wakil Presiden Myanmar U Myint Swe di Myanmar International Convention Center (MICC) II yang diikuti seluruh delegasi dari sepuluh negara ASEAN, serta delegasi dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang.
Tito mengatakan, pertemuan rutin tahunan ini memiliki nilai yang sangat strategis dalam memperkuat kerja sama antarnegara untuk pencegahan dan penanganan berbagai bentuk kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.
Menurut dia, berbagai bentuk kejahatan yang menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini antara lain penanggulangan kejahatan terorisme, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang, dan perdagangan manusia.
“Kemudian, berbagai jenis kejahatan siber, perompakan, pencucian uang, serta perdagangan satwa langka, dan hasil hutan ilegal,” kata Tito. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Bantah Isu Tito Terima Suap Berasal dari Internal
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan