SURABAYA - Tensi persaingan antar kandidat ketua umum pada hari kedua Kongres XIV Gerakan Pemuda (GP) Ansor makin menguatMulai soal beredarnya pesan singkat (SMS) yang mendiskreditkan salah satu calon, rapat tatib pemilihan calon ketua umum, hingga aroma politik uang di kalangan peserta.
Salah satu isi SMS yang mendiskreditkan adalah adanya seorang kandidat yang bagi-bagi uang yang diback up salah satu pengusaha yang juga seorang fungsionaris parpol.
Merespons suasana panas tersebut, ketua umum GP Ansor yang akan lengser Saifullah Yusuf mengatakan, tidak perlu ditanggapi
BACA JUGA: Membahayakan, PD Harus Tegur Ruhut
"Karena biasanya kalau SMS seperti itu, isinya tak bisa dipertanggungjawabkan," kata Saifullah kemarin (14/1)Meski demikian, gesekan keras sudah muncul saat pembahasan tatib kemarin
BACA JUGA: Hasyim: Jangan Ubah Ansor Jadi Industri
Terutama di tatib pencalonan dan pemilihanBACA JUGA: Budiman Sudjatmiko Lengser Dari Repdem
Namun, usulan tersebut ditolak oleh mayoritas peserta"Karena pencalonan dan pemilihan memang dua hal yang berbedaDan untuk itu, seseorang hanya perlu mendekati sebanyak mungkin cabang untuk pencalonan sudah selesai," kata Sekjen GP Ansor AMalik Haramain.Hingga akhirnya, pembahasan mengenai tata cara pencalonan dan pemilihan itu disepakati dibahas di sidang komisi PD/PRTDi sini pembahasan pasti akan sangat kerasKarena muncul banyak kepentingan untuk menjegal saingannyaYang diributkan nantinya adalah soal umur, soal pengurus-non pengurus, dan kader-non kader"Pasti akan ramai, apalagi calonnya banyak," kata ketua DPP GP Ansor Abdullah Azwar Anas
Sementara itu, Malik Haramain sendiri mempunyai usul menarik untuk mengantisipasi aroma politik uang"Yakni, dengan cara mencoblos sajaBukan menulisKarena kalau menulis, itu bisa-bisa menjadi kode politik uang," paparnya.(ano/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panja RUUK DIY Segera Undang Sultan HB
Redaktur : Tim Redaksi