jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa Pancasila (Mapancas) menyatakan bahwa pemilu adalah implementasi dari sila keempat, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan.
Ketua Umum Mapancas, Pilar Saga Ichsana mengatakan pemilu akan menentukan wakil-wakil rakyat yang dipilih langsung oleh masyarakat sebagai perwakilan mereka yang menjembatani pembangunan di daerah hingga ke pusat.
BACA JUGA: Ratusan Sukarelawan Khofifah Dukung PAN di Pemilu 2024
Hal itu disampaikan Pilar Saga Ichsan yang diwakili Ketua Bidang Politik, Sanusi, dalam webinar “Partisipasi Ormas Kepemudaan Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Untuk Mewujudkan Pemilu Berkualitas” yang digelar Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Selasa (11/7).
Sanusi mengatakan, Pemilu dan masyarakat tidak bisa dipisahkan. Pemilu merupakan kesatuan yang utuh di mana masyarakat menjadi faktor utama dan penentu perjalanan suksesnya sebuah pelaksanaan pemilu.
BACA JUGA: Kukuhkan DPP FA-BEM, Bamsoet Ajak Wujudkan Pemilu Damai dan Bahagia
Salah satu bentuk upaya mendukung pelaksanaan pemilu adalah dengan menggerakkan partisipasi publik atau membangun ekosistem pemilu yang sehat.
Ormas menjadi representasi karena sehari-hari bekerja bersama masyarakat. Ormas juga menjadi salah satu pihak yang tahu apa yang diharapkan oleh masyarakat, khususnya terkait pemilu.
BACA JUGA: BSKDN Kemendagri Sebut Camat Berperan Besar dalam Kesuksesan Pemilu
“Tadi juga sudah disampaikan oleh Bawaslu, KPU, maupun narasumber lain yang sebelumnya. Partisipasi masyarakat ini menjadi penting untuk suksesi Pemilu. Tanpa keterlibatan masyarakat, kita tidak bisa juga menyelenggarakan pemilu,” ujarnya.
Sanusi membeberkan salah satu keberhasilan pemilu adalah tingkat partisipasi pemilih yang tinggi. Seluruh masyarakat mempunyai hak yang sama untuk menentukan pilihannya dan tidak mengenal usia, golongan, bangsa, dan agama.
“Saya kira kita semua di Indonesia punya hak yang sama terhadap pilihan dalam berpolitik,” sambungnya.
Mapancas juga mendorong penyelenggaraan pemilu sebagai sarana dalam melaksanakan demokrasi yang tidak boleh dilepaskan dari adanya keterlibatan masyarakat, termasuk ormas.
Namun, Mapancas juga mengapresiasi Bawaslu dan KPU yang ingin melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan partisipasi dalam pemilu 2024.
Selain itu, Lembaga-lembaga kepemudaan dan mahasiswa juga bisa dilibatkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Masyarakat di Indonesia ini seluruhnya punya hak untuk berpartisipasi dalam menyukseskan Pemilu, tidak terbatas golongan, tidak terbatas agama, usia, yang memang punya hak pilih wajib rasanya dilibatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemilu ini,” terangnya.
Mapancas fokus pada pemilih muda karena memiliki anggota muda/pemula dan berkepentingan atas terciptanya kesadaran politik di kalangan anak muda dan mahasiswa.
“Saya kira ini fokus kami di Mapancas adalah bagaimana pemilik pemula yang hari ini menurut data KPU menyatakan 56 persen adalah kalangan muda bisa juga terlibat dan fokus dalam menyelesaikan Pemilu,” ungkapnya.
Mapancas juga sudah bekerja sama dengan Bawaslu dan KPU pada 2022 dengan menyelenggarakan kegiatan budaya santun dalam politik Pemilu 2024.
Dirinya berharap seluruh pihak yang berkontestasi dalam Pemilu harus lebih santun dalam berpolitik. Tidak seperti pemilu-pemilu sebelumnya yang membawa rasa tegang di masyarakat.
Sanusi menuturkan Mapancas baru saja menggelar kegiatan dialog pemuda dan mahasiswa tentang arah pandangan politik mahasiswa dalam Pemilu 2024. Kegiatan serupa akan dilaksanakan di Lampung.
“Kami juga menggerakkan konten-konten mulai 2023 ini hingga 2024, bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa dalam pemilu,” kata Sanusi.
Dia berharap ada peningkatan partisipasi di kalangan pemilih pemula dan pemilih muda, di mana diperlukan pendidikan politik, sehingga pemilih ini saat pelaksanaan pesta demokrasi tidak asal pilih dan hanya ikut-ikutan.
“Maka perlu kolaborasi antara Mendagri, KPU, Bawaslu, dan Mapancas dalam mensosialisasikan upaya peningkatan partisipasi pemilih pemula dan pemilih muda di Pemilu 2024.Sanusi menambahkan, Mapancas berharap,” ujarnya.
Sanusi menambahkan Pemilu 2024 bisa dikatakan berjalan dengan baik jika bisa melibatkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Sebab, indikator keberhasilan pemilu adalah tingkat partisipasi yang juga tinggi.
Dia pun tak segan memberikan masukan agar anggaran untuk sosialisasi Pemilu 2024 di daerah ditingkatkan. Apalagi, Sanusi pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kota Tangerang periode 2013-2018.
"Contohnya pada Pemilu 2019, masih banyak masyarakat, terutama yang berusia lanjut, yang tidak mengetahui perbedaan warna pada kertas suara saat akan mencoblos. Sehingga, sosialiasi terkait agenda kepemiluan penting untuk dilakukan secara lebih luas lagi," pungkas Sanusi.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul