jpnn.com - jpnn.com - Jajaran Sat Reskrim Polres Bengkayang, Kalbar, membekuk Maradona, warga Desa Karya Bhakti, Sungai Betung, Bengkayang.
Pria yang sudah beristri itu ditangkap dalam kasus dugaan pencabulan terhadap gadis di bawah umur, sebut saja Bunga, 17.
BACA JUGA: Memalukan! Maradona Cabuli Remaja
Kasat Reskrim Polres Bengkayang, AKP Novrial Alberti Kombo menjelaskan, pria 28 tahun itu ditangkap atas laporan, AD, ayah Bunga pada 28 Februari lalu.
“Ayah korban melaporkan, anak gadisnya yang masih berusia 17 tahun dibawa kabur dan disetub*hi,” kata Kombo, Minggu (5/3).
BACA JUGA: Cemburu, Mahasiswa Ini Aniaya Pacar Hingga Babak Belur
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, diketahui Maradona dalam perjalanan menuju Bengkayang dari Kabupaten Ketapang bersama Bunga.
“Tersangka ini habis membawa Bunga ke Ketapang. Saat dia pulang ke Bengkayang, di simpang Darit, Landak, dia diringkus dalam mobil travel. Dalam mobil itu juga ada Bunga,” jelas Kombo.
BACA JUGA: Alasan Saiful Ajak Istri Beraksi, Wow!
Maradona kemudian dibawa ke Polres Bengkayang untuk menjalani proses penyelidikan dan penyidikan.
Hasil pemeriksaan dan keterangan saksi, diketahui kejadian ini berawal pada Januari 2017 lalu.
Saat itu Maradona yang akrab disapa Totot ini meminta kepada Aw, agar dapat diperkenalkan kepada temannya. Aw pun mengenalkan Maradona kepada Bunga, teman sekolahnya.
“Nomor ponsel Bunga diberikan Aw kepada tersangka. Beberapa hari kemudian, setelah ngobrol asyik lewat ponsel, Maradona janjian bertemu dengan Bunga di Pasar Bengkayang,” kata Kombo.
Setelah pertemuan itu, keduanya menjadi akrab dan semakin dekat. Maradona pun memberanikan diri ke rumah Bunga untuk meminta izin kepada ayahnya.
“Pelaku dengan gentleman-nya meminta izin kepada ayah Bunga untuk menikahi anaknya. Tetapi, ayah Bunga menolak permintaan itu dikarenakan anaknya masih sekolah,” ujar Kombo.
Lantas, AD berkata kepada Maradona, jika mau menikahi anaknya, harus menunggu sampai anaknya selesai sekolah. Saat itu AD tak tahu kalau Maradona telah beristri.
“Pelaku tak patah semangat, dia izin kembali untuk membawa Bunga dengan alasan untuk memperkenalkan korban kepada orangtuanya,” jelasnya.
Dengan izin AD, Maradona pun membawa Bunga keluar dari rumahnya. Namun bukan dibawa ke rumah orangtuanya, melainkan ke kos-kosan.
“Bunga diinapkan di kos yang bisa disewa harian. Selama itu Bunga disetub*hi. Keesokan harinya, korban diberi uang dan disuruh pulang oleh pelaku,” ceritanya.
Kejadian miris ini masih belum diketahui AD. Pada 11 Februari 2017, Bunga meminta izin kepada ayahnya untuk pergi menonton perayaan Capgome di pusat keramaian Bengkayang.
AD tak mengizinkan, karena takut anaknya bertemu dengan Maradona. Tapi, Bunga tetap nekat pergi dengan cara menumpang kendaraan temannya. Celakanya, dia tak membawa uang pula.
“Sore harinya usai menonton Capgome, korban tidak bisa pulang ke rumah, karena tidak mempunyai uang untuk bayar angkot. Kemudian menelepon Maradona dengan maksud meminta tolong untuk diantar pulang ke rumahnya,” jelas Kombo.
Maradona mengiyakan permintaan Bunga. Dia menyuruh temannya bernama Doyok untuk menjemput Bunga.
Nahas, Bunga bukan diantar pulang, tetapi atas perintah Maradona, Doyok membawanya ke rumah keluarga Maradona.
“Besoknya, tanpa izin AD, Maradona membawa Bunga ke Desa Indotani, Kabupaten Ketapang untuk dipekerjakan di kantin lokasi penggalian emas,” terang Kombo.
Sejak 12 Februari itu, Bunga tiada memberi kabar. Ayahnya pun cemas. Pencarian terus dilakukan meski tiada hasil.
Sehingga akhirnya ia patah semangat dan lelah, maka 28 Februari AD melapor ke kepolisian.
“Saat ini tersangka masih kita tahan untuk terus kita lakukan pemeriksaan secara mendalam. Sambil koordinasi dengan jaksa untuk pelimpahan kasus,” tegas Kombo. (oxa)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bejat! Usai Cabuli, Pacar Dijual ke Lokalisasi
Redaktur & Reporter : Soetomo