Marak, Penjarahan Pascabentrok

Minggu, 25 Desember 2011 – 09:41 WIB

SEBELUM beredar video pembantaian yang dibawa lembaga adat Megou Pak ke Jakarta, suasana di Mesuji (baik Provinsi Lampung maupun Sumatera Selatan) bisa dibilang kondusifTerutama warga yang berkonflik dengan perkebunan sawit seperti PT BSMI (Barat Selatan Makmur Investindo) di Lampung dan PT SWA (Sumber Wangi Alam) di Sumsel.

Situasi agak memanas memang terjadi dalam sengketa lahan register 45 yang dikelola PT Silva Inhutani di Mesuji, Lampung

BACA JUGA: 118 Rumah Terendam Banjir di Pekanbaru

Jawa Pos yang selama seminggu menelusuri kawasan Mesuji mendapat gambaran, situasi di lahan register 45 agak memanas karena banyaknya kelompok yang selama ini ikut dalam arus konflik
Bahkan, isu SARA pun diembuskan

BACA JUGA: Amankan Natal, Aparat Kerahkan Anjing Pelacak

Misalnya, berembus kabar bahwa tempat-tempat ibadah seperti pura dan masjid ikut dirobohkan dalam penertiban.

Hal itu sangat berbeda dengan kondisi warga yang selama ini bersengketa dengan perusahaan perkebunan besar swasta (PBS)
Misalnya, warga tiga desa di Kabupaten Mesuji yang berkonflik dengan PT BSMI

BACA JUGA: Jelang Natal, Pantura Masih Lancar

Sebelum beredarnya video tersebut, warga cenderung pasifMereka seolah puas "balas dendam" dengan membakar dan merusak aset perusahaan setelah ada seorang warga tewas tertembak.

Meskipun persengketaan warga dengan perusahaan perkebunan bisa dikatakan mereda, aparat tetap harus melakukan antisipasiSebab, konflik baru bisa saja terjadiSalah satu di antaranya, penjarahan hasil perkebunan yang dilakukan pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan konflik.

Penjarahan sawit selama ini lebih banyak terjadi di perkebunan PT BSMIDi sana hampir setiap saat bisa dijumpai truk-truk pengangkut sawit yang patut diduga sebagai penjarah"Pabrik sudah tidak beraktivitasTapi, ratusan truk masih lewat sini," ujar Supriyadi, salah seorang warga Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji

Menurut dia, beberapa truk dari pabrik PT BSMI memang masih beroperasiDiduga, truk perusahaan itu mengangkut sawit untuk diolah di tempat pengolahan di sekitar MesujiSebab, pabrik pengolahan sawit milik PT BSMI dibakar massa dan rusak.

"Informasi yang beredar, PT BSMI masih memanen, tapi mengolahkan sawitnya ke tempat lain," ujar pria yang pernah bekerja di PT BSMI ituMenurut dia, mudah membedakan truk resmi milik pabrik (PT BSMI) dan truk penjarahTruk penjarah biasanya tidak menggunakan nomor polisi (nopol)"Biasanya bukan dump truckKalau milik pabrik, kebanyakan berjenis dump truck," terangnya.

Selain itu, truk penjarah biasanya tidak melintasi jalan utamaMereka terlebih dahulu memasuki jalur perkebunan sawit milik wargaDengan begitu, masyarakat maupun polisi sulit mendeteksi sawit tersebut hasil menjarah atau memang dipanen dari kebun warga.

Dalam sehari, penjarah yang hilir mudik di perkebunan PT BSMI bisa 50 unit trukPadahal, truk milik PT BSMI tidak sampai sejumlah ituMenurut Supriyadi, penjarah tersebut ada yang memanen sendiri di perkebunan PT BSMI, ada juga yang memanfaatkan warga sekitar pabrik   

Berdasar pantauan Jawa Pos, banyak warga di pinggiran Sungai Mesuji mengangkut sawit dengan menggunakan rakit menyusuri sungaiMenurut Supriyadi, sawit-sawit tersebut biasanya dipinggirkan ke sebuah tempat, kemudian diangkut truk-truk penjarah

"Sebenarnya, kalau mereka menerima sawit dari warga, pemilik truk tersebut bisa disebut penadahSebab, mereka membeli dari warga yang memanen sawit di lahan pabrik," ujarnya.

Sawit curian itu, kabarnya, disetor ke sejumlah perusahaan pengolahan di sekitar perbatasan Kabupaten Mesuji dan Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir)"Dulu ada perusahaan pengolahan yang tidak mau menerima sawit ilegal ituTapi, warga kemudian mendemo perusahaan itu," terangnya.

PT BSMI sebenarnya masih dijaga sejumlah anggota Brimob dari Polres Tulang BawangNamun, tampaknya, anggota Brimob tidak mau berkonfrontasi dengan wargaApalagi, baru saja pecah kasus kerusuhan yang mengakibatkan seorang warga meninggal dan pembakaran pabrik.

Pencurian sawit tersebut bukannya tidak diketahui polisiAnggota Polsek Simpang Pematang dan warga setempat sudah lama mengetahui adanya pencurian sawit dari lokasi perkebunan PT BSMI itu"Hal ini telah kami ketahuiKami juga sudah mendatanya, tinggal menangkapnya," kata Kanitreskrim Polsek Simpang Pematang Aiptu Subur(gun/c4/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polemik Pabrik Kapal, Ancam Pencaharian Ratusan Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler