Marak Petisi dari Kampus, Bandingkan Respons Jokowi dan Gibran

Minggu, 04 Februari 2024 – 06:53 WIB
Presiden Jokowi dan Ketum PSI Kaesang Pangarep. Ilustrasi : Source for JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Berikut ini respons Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka terhadap maraknya petisi civitas academica sejumlah kampus yang menyoroti kondisi merosotnya demokrasi dan etika jelang Pemilu 2024.

Presiden Jokowi menilai petisi dari akademisi sejumlah universitas soal pemerintahannya adalah bagian dari hak demokrasi yang harus dihargai.

BACA JUGA: Petisi Koalisi Masyarakat Sipil di Acara Kamisan Menyoal Pencalonan Prabowo-Gibran

"Ya, itu hak demokrasi yang harus kita hargai, ya," kata Jokowi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, seperti dalam tayangan akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Sabtu (3/2).

Sehari sebelumnya, Jokowi juga menyampaikan kalimat senada.

BACA JUGA: Dari Petisi 50 ke Petisi 100

"Ya, itu hak demokrasi. Setiap orang boleh berbicara, berpendapat, silakan," kata Jokowi singkat usai menghadiri pembukaan Kongres XVI GP Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jakarta, Jumat (2/2).

Beberapa akademisi dari sejumlah universitas, seperti alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, civitas academica Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Indonesia (UI), dan masih banyak lagi, menyampaikan petisi berupa kritik terhadap pemerintahan Jokowi. Mereka menyinggung soal etika hingga kenegarawanan dalam petisi itu.

BACA JUGA: Sebut Pernyataan Istana Sumbang, Presiden Mahasiswa UB: Jokowi Juga Partisan

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan dalam negara demokratis; kebebasan untuk menyampaikan pendapat, seruan, petisi, maupun kritik harus dihormati.

"Bapak Presiden (Jokowi) juga telah menegaskan freedom of speech adalah hak demokrasi. Kritik adalah vitamin untuk terus melakukan perbaikan pada kualitas demokrasi di negara kita," kata Ari.

Ari menyebut perbedaan pendapat, perspektif, maupun pilihan politik adalah sesuatu yang sangat wajar dalam demokrasi. Terlebih, lanjutnya, di tahun politik menjelang pemilu, pertarungan opini pasti terjadi.

"Akhir-akhir ini, terlihat ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik.”

“Namun, ada baiknya kontestasi politik, termasuk dalam pertarungan opini, dibangun dalam kultur dialog yang substantif dan perdebatan yang sehat," kata Ari Dwipayana.

Ari menegaskan bahwa Presiden Jokowi tetap berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip demokrasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan koridor konstitusi.

Respons Gibran

Terpisah, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengaku menerima seluruh kritik dan masukan dari semua pihak, termasuk petisi yang dilayangkan para akademisi di beberapa universitas.

"Kalau saya, masukan-masukan semua pihak kami terima. Jadi, terima kasih," kata Gibran di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu.

Ditanya soal tanggapan terkait petisi tersebut, Gibran enggan memberikan keterangan lebih lanjut. (sam/antara/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
petisi   Kampus   UGM   UI   Jokowi   Gibran Rakabuming   Demokrasi  

Terpopuler