Mardani HIPMI Dorong Milenial Mau Berbisnis Pertanian di Tengah Ancaman Krisis Global

Minggu, 26 Juli 2020 – 20:28 WIB
Ketua Umum HIPMI Mardani H Maming. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming mendorong kalangan milenial terjun langsung dan berkecimpung di bisnis pertanian.

Menurut Mardani, sektor pertanian memiliki potensi besar dan mampu menyelamatkan negara dari ancaman krisis global.

BACA JUGA: Petani Milenial Madura Ini Sukses Hasilkan Produk Bernilai Ekspor

Mardani mengatakan, pertanian merupakan sektor utama yang memilki tingkat prioritas dalam menghadapi pandemi Covid 19.

"Sektor pertanian bisa kita seriusi dengan mengajak anak muda masuk ke sana dan memaksimalkan program pemerintah," ujar Mardani, Minggu (26/7).

BACA JUGA: Berbisnis Alsintan, Petani Milenial Masih Raup Banyak Duit di Masa Pandemi COVID

Mantan bupati Tanah Bumbu itu menambahkan, perkembangan teknologi dan alat mesin pertanian yang begitu pesat membuat akses bisnis makin terbuka lebar. Di samping itu, peluang tersebut juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menerapkan konsep family farming dengan menjadikan lahan sempit dan pekarangan rumah sebagai lahan hidroponik dan aereponik.

"Seiring berjalannya waktu dengan berbagai macam teknologi yang ada, kita bisa lihat di perkotaan banyak inisiatif melakukan pertanian berskala besar dengan basis komunitas seperti hidroponik dan aereponik," katanya.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Hari Ini Saya Bangga

Mardani meyakini konsep itu bisa diterapkan di kota-kota padat penduduk karena hanya dengan memanfaatkan lahan sempit seperti pekarangan rumah. “Saya kira inisiatif seperti ini sangat bagus dan perlu dikoneksikan serta dikolaborasikan dengan kebijakan yang tepat," tambahnya.

Sementara Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Anggawira mendorong para petani di seluruh daerah mulai memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi yang ada untuk meningkatkan produksi. Menurutnya, dengan teknologi dan informasi, para petani bisa langsung menjual hasil produksinya melalui marketplase.

“Nah inisiatif ini bisa kita kembangkan ke samping karena banyak kebutuhan lainya yang menjadi konsumsi sehari-hari. Misalnya di pemenuhan protein hewani," katanya.

Adapun Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Benny Soetrisno menuturkan, sektor pertanian merupakan basis penting yang secara konkret berhasil menyumbang kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dia meyakini pertanian menjadi solusi atas krisis akibat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia.

"Contohnya, dari timur sampai barat kita punya kopi. Cokelat bagus. Sulawesi Selatan produksi utamanya coklat. Selain itu merica di Bangka Belitung jadi suplai dunia. Jadi pertanian kita ini sangat unggul sekali," katanya.

Untuk itu, Benny mendorong para pengusaha memberikan dukungan dan terjun langsung pada bisnis yang bergerak di sektor pertanian. Apalagi, Indonesia memiliki kelebihan komoditi yang tidak dimiliki oleh semua negara.

Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkirakan dalam dua tahun ke depan bisnis yang masih bisa berjalan dengan baik adalah sektor agrikultura. "Berdasarkan data yang ada ekspor yang tumbuh selama pandemi Covid 19 hanya sektor pertanian," katanya

Sebagai informasi, neraca dagang pertanian surplus sebesar Rp 55,09 triliun. Dari angka tersebut, komoditas tanaman pangan menyumbang Rp 52,07 triliun, sedangkan hortikultura Rp 11,81 triliun dan peternakan Rp 20 triliun.

Selanjutnya adalah komoditas perkebunan yang menyumbang paling banyak, yakni sebesar Rp 138,76 triliun.Di luar itu masih ada komoditas andalan lainnya.

"Untuk komoditasnya yang menjadi andalan adalah kelapa sawit, karet dan kakao. Kalau ekspor pertanian di tahun 2019 sebesar Rp 400 triliun, ke depan kita harus bisa mencapai Rp 1000 triliun dengan peningkatan 300 persen," tutupnya.(eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler