Mardani PKS Mengkritisi Kebijakan Jokowi soal Proyek Kereta Cepat, Kalimatnya Menohok

Selasa, 12 Oktober 2021 – 15:06 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengkritisi kebijaikan Presiden Jokowi menggunakan APBN mendanai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengizinkan penggunaan APBN untuk mendanai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut Mardani PKS, pemerintahan Jokowi sejak awal sesumbar proyek tersebut dibangun tanpa APBN. Tetapi, janji itu berubah 180 derajat.

BACA JUGA: Kereta Cepat Gunakan APBN, Ichsanuddin Noorsy: Investasinya Kemahalan

Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 93 Tahun 2021 sebagai revisi dari Perpres No 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Melalui perpres tersebut, pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kini dibolehkan berasal dari APBN.

BACA JUGA: Prabowo Bisa Menang Pilpres 2024 Jika Gerindra-PDIP Berkoalisi, Ini Sosok Cawapresnya

"Menunjukkan inkonsistensi pemerintah yang berpeluang besar merusak kredibilitas proyek-proyek BUMN," tulis dia di Twitter akun @MardaniAliSera, Selasa (12/10).

Anggota Komisi II DPR RI itu menilai kereta cepat tidak memiliki banyak manfaat. Proyek tersebut hanya membebani keuangan negara jika benar-benar rampung pada masa mendatang.

BACA JUGA: Toriq tidak Pengin PT KAI Terseret Permasalahan Kereta Cepat

Sebab, lanjut Mardani, perkiraan minat publik dan tingkat keterisian pengguna terhadap transportasi itu bisa saja berubah pada masa pandemi Covid-19.

"Berpotensi menyebabkan kerugian jangka panjang," ujarnya.

Mardani juga menilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tak pernah luput dari masalah sejak digulirkan pada akhir 2015.

Dia menyebut studi kelayakan dari megaproyek itu dilakukan terburu-buru dan tidak memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) secara menyeluruh.

Dari situ, kata wakil rakyat Daerah Pemilihan I DKI Jakarta itu, pemerintahan Jokowi seharusnya bisa menggunakan uang negara secara maksimal.

Misalnya, untuk mengatasi dampak sosial dan ekonomi dari krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, ketimbang menyuntikkan pernyataan modal negara (PMN) guna pembangunan kereta cepat.

"Salah dalam mengelola besarnya risiko fiskal, dapat menjadi malapetaka yang mengerikan pada masa mendatang," beber dia. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler