Mardani: Presiden Jokowi Pernah Kecewa PSBB Tidak Efektif, Tetapi Kok Menyebabkan Kerumunan

Rabu, 24 Februari 2021 – 17:45 WIB
Mardani Ali Sera. Foto; Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) Mardani Ali Sera merasa heran dengan sikap dan tindakan Presiden Jokowi dalam menekan penularan COVID-19.

Menurut Mardani, Jokowi pernah marah dan kecewa atas kegagalan mengeksekusi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

BACA JUGA: Komentari Video Jokowi Picu Kerumunan Massa, Rocky Gerung Sempat Mengira Habib Rizieq

Namun di sisi lain, Jokowi dianggap membuat acara yang menghasilkan kerumunan warga seperti di Maumere, Nusa Tenggara Timur.

"Presiden kecewa dan marah karena PPKM/PSBB tidak efektif, kasus terus naik, karena daerah kurang tegas sehingga masyarakat kurang patuh protokol kesehatan. Namun, beberapa kali presiden menyebabkan kerumunan. Bagaimana warga mencontoh pemimpinnya?" kata Mardani dalam pesan singkatnya kepada awak media, Rabu (24/2).

BACA JUGA: Ada Kerumunan Sambut Jokowi, Ferdinand: NTT Zona Hijau

Dalam catatan Mardani, tidak sekali saja Jokowi menghadiri acara yang menghasilkan kerumunan warga seperti di Maumere. Sebelumnya Jokowi pernah membagikan suvenir yang berujung kerumunan masyarakat.

"Sebelumnya bagi-bagi nasi kotak, kemarin bagi-bagi suvenir. Jika itu sudah dipersiapkan di mobil, namanya bukan spontanitas," beber Mardani.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Timbulkan Kerumunan, Semestinya Habib Rizieq Dibebaskan

Sementara itu, Deklarator Front Persaudaraan Islam (FPI) Munarman menyebut kerumunan yang terjadi saat acara Jokowi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa masuk ke ranah hukum.

Munarman pun menyinggung tentang Pasal 160 KUHP tentang menghasut masyarakat sehingga terjadi kerumunan pada masa pandemi COVID-19 ini.

Pasal tersebut bisa dikenakan setelah terdapat pembagian bingkisan dari Jokowi ke warga yang berkerumun.

"Jangan lupa ada pemberian hadiah dalam kegiatan tersebut yang merupakan unsur penghasutan untuk massa hadir dalam kerumunan yang adalah pelanggaran protokol kesehatan," ujar Munarman dalam pesan singkatnya kepada jpnn, Rabu (24/2). (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler