Mari Intip Bisnis Stafsus Jokowi, Termasuk yang Belakangan jadi Sorotan

Jumat, 17 April 2020 – 08:18 WIB
Presiden Jokowi saat mengenalkan 7 staf khusus dari kalangan milenial. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus atau stafsus Jokowi yang dari kalangan milenial belakangan menjadi sorotan banyak pihak.

Di antaranya adalah Andi Taufan Garuda Putra dan Adamas Belva Syah Devara.

BACA JUGA: Upaya Laporkan Stafsus Presiden ke Bareskrim Langsung Ditolak, Ini Sebabnya

Taufan menjadi polemik karena menyurati camat dengan surat berkop Sekretaris Kabinet untuk memfasilitasi perusahaannya di daerah, sedangkan perusahaan Belva yaitu Ruangguru menjadi mitra resmi pemerintah dalam melatih peserta program Kartu Prakerja secara online.

Presiden Jokowi memiliki tujuh stafsus milenial.

BACA JUGA: Stafsus Presiden Jangan Jadikan Pandemi Corona Lahan Proyek!

Empat di antaranya memiliki perusahaan yaitu Belva, Taufan, Putri Indahsari Tanjung dan Angkie Yudistia.

Sedangkan sisanya merupakan aktivis dan pemilik yayasan yang bergerak di bidang sosial, yaitu Aminuddin Ma'ruf, Ayu Kartika Dewi dan Gracia Billy Yosaphat Membrasar. (tan/jpnn)

BACA JUGA: Permohonan Maaf Stafsus Istana setelah Kirim Surat Berkop Setkab ke Para Camat

Berikut bisnis dan aktivitas sosial yang dimiliki Stafsus Milenial Presiden Jokowi (diolah dari berbagai sumber):

1. Andi Taufan Garuda Putra

Taufan merupakan pendiri perusahaan startup peer to peer Lending bernama PT Amartha Mikro Fintek yang menghubungkan pendana dengan kaum perempuan yang ingin berusaha di pedesaan.

Taufan sebagai Stafsus Presiden sempat membuat kontroversial karena menyurati camat menggunakan untuk memfasilitasi perusahaannya, Amartha, untuk mengedukasi masyarakat di pedesaan tentang Covid-19 dan pendataan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskesmas. Setelah menjadi polemik, Taufan mencabut surat itu dan mengakui kesalahannya.

2. Adamas Belva Syah Devara

Belva adalah pendiri sekaligus direktur utama Ruangguru, sebuah perusahaan startup yang bergerak dalam teknologi dan pendidikan. Perusahaan itu ternyata menjadi mitra pemerintah dalam program Kartu Prakerja untuk mengedukasi masyarakat.

Peraih gelar ganda di Stanford dan Harvard itu mengaku tidak terlibat dalam proses seleksi kemitraan itu dan mengaku siap mengundurkan diri sebagai Stafsus Presiden apabila terbukti terlibat.

3. Putri Indahsari Tanjung

Putri merupakan pendiri dan direktur utama di Creativepreneur, sebuah perusahaan event organizer. Selain itu, putri konglomerat Chairul Tanjung ini juga Chief Business Officer di Kreavi.

4. Angkie Yudistia

Angkie merupakan pendiri Thisable Enterprise, sebuah lembaga pemberdaya kelompok disabilitas Indonesia untuk memiliki kemampuan serta menyalurkannya ke dunia kerja.

Saat ini, Thisable Enterprise berkembang menjadi sebuah grup yang membawahi Thisable Foundation, Thisable Recruitment dan Thisable Digital. Angkie juga tercatat sebagai kader PKPI.

5. Ayu Kartika Dewi

Ayu merupakan pencetus program SabangMarauke (Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali).

Program ini bertujuan sebagai wadah antarpelajar Indonesia beraktivitas tentang keberagaman, toleransi, hingga ilmu pengetahuan.

6. Aminuddin Ma'ruf

Aminuddin adalah Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016. Dia juga tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) dalam Pilpres 2019.

7. Gracia Billy Yosaphat Membrasar

Billy adalah pendiri Yayasan Kitong Bisa, yang bergerak di bidang pendidikan informal untuk anak-anak kurang mampu di Papua dan Papua Barat.

Dia juga mendirikan PT Kitong Bisa Enterprise, PT Kitong Bisa Consulting, dan PT Papua Muda Inspirasi.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler