Stafsus Presiden Jangan Jadikan Pandemi Corona Lahan Proyek!

Kamis, 16 April 2020 – 12:35 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memperkenalkan Adamas Belva Syah Devara sebagai salah satu staf khususnya. Foto: Arsip JPNN.Com/M Fathra

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati meminta para pejabat negara termasuk para Staf Khusus (stafsus) Kepresidenan jangan menjadikan musibah pandemi virus corona (Covid-19) sebagai ajang mencari proyek.

Hal ini disampaikan Mufida merespons kritik publik terhadap keterlibatan Ruang Guru yang didirikan oleh Stafsus Presiden Adamas Belva Syah Devara, dalam program Kartu Prakerja yang pada 2020 ini dianggarkan pemerintah sebesar Rp20 triliun, naik 100 persen dibanding alokasi awal sebelum terjadi wabah corona.

BACA JUGA: Politikus PKS: Stafsus Presiden Jokowi Melanggar UU 30/2014, Tidak Cukup Hanya Minta Maaf

"Di tengah situasi pandemi yang telah menimbulkan kerugian pada masyarakat rentan terdampak wabah, hendaknya pemerintah dan para stakeholder tidak menjadikan situasi ini sebagai lahan proyek. Banyak rakyat menangis karena sudah kesulitan dalam menyambung hidup sehari-hari," ucap Mufida melalui pesan WhatsApp, Kamis (16/4).

Politikus PKS itu menyatakan, inilah saatnya pemerintah dan para stakeholder hadir memberikan perlindungan dan jaminan kesejahteraan minimal kepada rakyat.

BACA JUGA: Jalanan Masih Macet, Sopir Mobil Jenazah: Saya Pengin Teriak di Lampu Merah

Dalam kondisi sekarang bukan saat yang tepat memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

"Pengelolaan kartu prakerja bukanlah proyek tetapi ini adalah amanah negara dan bangsa untuk membantu para pekerja korban ekonomi di masa pandemi C19 ini. Siapa pun pengelolanya, harus bertanggung jawab dunia akhirat dalam pengelolaan kartu ini secara transparan, adil dan merata," tegas wakil rakyat Dapil DKI Jakarta 1 ini.

BACA JUGA: Kalau Kalian Tahu Berapa Banyak Jenazah yang Kami Makamkan Setiap Hari, Sakit Rasanya

Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak saling menjaga, melindungi dan menolong masyarakat terdampak Corona-19, bukan malah sebaliknya. Mufida juga berpesan agar dalam pengelolaan program kartu prakerja ini jangan ada pikiran memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan dan kepentingan sekelompok orang saja.

"Jutaan pekerja terdampak pandemi sedang menanti-nanti manfaat kartu. Jangan berikan PHP kepada mereka yang sedang kesusahan. Semoga hati nurani masih menjadi hadir dalam pengelolaan kartu prakerja untuk yang berhak mendapatakannya," tandas Mufida.

Sebelumnya pada Rabu (15/4), Belva menjawab kritik publik soal keterlibatan Ruang Guru di program kartu prakerja melalui akun Twitternya.

Dia memahami bahwa banyak asumsi mengenai proses pemilihan mitra untuk prakerja, dan keterkaitannya terhadap pengambilan keputusan mengenai kebijakan ini. Namun, Belva menegaskan bukan pengambil keputusan.

"Pertama, saya tidak ikut dalam pengambilan keputusan apa pun di program prakerja termasuk besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya. Semua dilakukan independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO)," ucap Belva.

Peraih gelar master dari Harvard University dan Stanford University itu juga mengatakan, hal itu dapat dicek di semua daftar kehadiran rapat mengenai prakerja bersama Kemenko dan PMO, di mana dirinya tidak pernah hadir.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler