Marketing Sales Lippo Karawaci Naik 26 Persen

Kamis, 30 Juli 2020 – 18:51 WIB
Ilustrasi Lippo Karawaci. Foto: lippokarawaci.co.id

jpnn.com, JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk berhasil mencatatkan kinerja yang cukup baik di beberapa sektor pada semester pertama 2020.

Real estate development meningkat 33,9 persen dari Rp 983 miliar menjadi Rp 1,32 triliun.

BACA JUGA: Klaster Cendana Homes dari Lippo Karawaci Laris Manis

Bisnis properti juga terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Hal itu terbukti dari marketing sales yang meningkat 26 persen secara year on year (yoy).

Angkanya dari Rp 835 miliar menjadi Rp 1,05 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA: Lippo Mendukung Gerakan PSBI Mempertahankan Tradisi Batak Simbolon

LPKR juga membukukan laba bruto sebesar Rp 2,12 triliun pada semester pertama.

Angka itu meningkat dibandingkan dengan Rp 2,06 triliun pada semester tahun lalu.

Sementara itu, bisnis real Estate management and services mencatat penurunan laba bruto sebesar 16,9 persen yoy.

Angkanya menjadi Rp 1,46 triliun pada semester pertama 2020 dari Rp 1,76 triliun pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, ebitda pada semester pertama 2020 meningkat sebesar 81,5 persen menjadi Rp 969 miliar dari Rp 534 miliar dibandingkan semester pertama 2019.

Pada semester pertama 2020, Siloam membukukan Ebitda sebesar Rp 385 miliar dibandingkan dengan Rp 373 miliar pada semester pertama 2019.

Itu artinya ada peningkatan sebesar atau 3,1 persen. Secara keseluruhan margin ebitda telah membaik menjadi 18 persen pada semester pertama 2020 dibandingkan 10 persen pada periode yang sama tahun lalu.

CEO LPKR John Riady menjelaskan, pihaknya menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate development yang tumbuh 33,9 persen pada semester pertama 2020

Pihaknya memercayai bahwa bisnis properti sedang pulih dan akan terus bertumbuh.

“Lippo Karawaci terus membangun proyek rumah hunian yang terjangkau sesuai dengan keinginan para penghuni perumahan kami,” kata John, Kamis (30/7).

Dia menambahkan, tingkat kepemilikan rumah di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya.

Selain itu, tingkat pinjaman KPR di Indonesia masih di bawah lima persen dari PDB.

“Kami akan menyaksikan para pemilik rumah perdana akan memasuki pasar dan kesediaan bank untuk memberikan kredit kepada mereka,” sambung John. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler