Marniati Bawa KTA Brimob ke Polda Sulsel, Rahasia Sang Suami Akhirnya Terbongkar, Pahit

Senin, 27 Februari 2023 – 08:26 WIB
Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Sulawesi Selatan Kombes Heru Novianto. ANTARA/Darwin Fatir

jpnn.com, MAKASSAR - Keinginan Marniati menjadi ibu Bhayangkari jajaran Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) kandas setelah mendapati kenyataan pahit bahwa sang suami, Haerul ternyata anggota Brimob gadungan.

Kisah Marniati bersuamikan anggota Brimob gadungan terungkap setelah istri tua Haerul itu mendatangi Polda Sulsel, sembari membawa kartu tanda anggota (KTA) suaminya yang sudah lima tahun mengaku anggota Polri dari kesatuan Brigade Mobil.

BACA JUGA: Polres Serang Undang Anggota BIN hingga Brimob Untuk Musnahkan 455 Senpi Rakitan

Kasus ini diungkap oleh Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Sulsel Kombes Heru Novianto pada Sabtu (25/2), setelah menangkap Haerul beserta sejumlah barang bukti berupa seragam kedinasan Polri, airsoft gun, hingga peluru aktif.

"Dia (Haerul) pernah menggunakan airsoft gun sebagai atribut menunjukkan bahwa dia polisi. Itu dibeli seharga Rp 1,8 juta. Akan tetapi, karena rusak dikembalikan lagi. Soal peluru, sementara kami dalami apa motif menggunakan senjata dan peluru itu, dan untuk apa," kata Kombes Heru di Makassar.

BACA JUGA: Tersangka BT Diapit Polisi Berpakaian Preman Bersenjata Api

Kombes Heru menuturkan bahwa kasus anggota Brimob gadungan itu terungkap setelah Marniati, istri tua pelaku yang berdomisili di Kabupaten Bone mendatangi Mapolda Sulsel untuk menanyakan apakah suaminya pernah mengikuti apel.

Kemudian, dia juga ingin memastikan apakah suaminya, Haerul yang sudah lima tahun mengaku anggota Brimob merupakan polisi aktif atau tidak. Sebab, Marniati curiga lantaran tidak pernah mendapat slip gaji sang suami.

BACA JUGA: 2 Perampok Uang BOS di Garut Diburu, AKBP Rio Beri Peringatan Tegas

Lalu, Marniati juga meminta kejelasan soal statusnya sebagai ibu Bhayangkari, karena dia merasa lebih pantas mendapatkan status itu ketimbang istri muda suaminya yang ada di Bone.

Anggota yang menerima Marniati lantas menanyakan KTA Haerul sebagai anggota Polri. Berbekal kartu pengenal itu, polisi melakukan pengecekan. "Setelah dicek, KTA-nya palsu," ungkap Heru.

Setelah memastikan Haerul polisi gadungan, petugas langsung bergerak menangkap yang bersangkutan di kediaman kakak kandungnya, di wilayah Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

"Atas penangkapan itu, kami bawa ke rumah istrinya (istri kedua, red) di Gowa. Di sana ditemukan atribut seragam Polri atas nama yang bersangkutan dan beberapa perlengkapan dengan identitas polisi," tutur Kombes Heru.

Namun, polisi masih mendalami apakah selama lima tahun mengaku anggota Brimob, Haerul pernah melakukan tindak pidana, misalnya pemerasan dan pelanggaran lain.

"Soal itu masih kami dalami, belum ada laporannya. Akan tetapi, dari pemalsuan identitas KTA, itu sudah menjadi tindak pidana," ujar perwira menengah Polri itu.

Selain itu juga terungkap bahwa personel di Polsek Somba Opu, Kabupaten Gowa pun merasa tertipu oleh Haerul yang selama 3 tahun belakangan sering mampir ke kantor polisi tersebut. Sebab, mereka mengira tersangka memang anggota Brimob Polda Sulsel.

Dari pengakuan tersangka Haerul, dia menjadi polisi gadungan sejak 2018, karena ingin disegani oleh pihak keluarganya dan mertuanya, meskipun itu tindakan pidana pemalsuan identitas.

Atas kejadian itu, Kombes Heru mengimbau masyarakat yang ingin menikah dengan anggota Polri di semua tingkatan, wajib datang ke kantor polisi guna menjalani sidang nikah.

"Tidak hanya di brimob, polda, dan polres juga begitu. Tentu orang tua diundang untuk menyakinkan bahwa ini adalah anggota Polri," kata Heru.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler