Maroko Investasi USD 800 Juta untuk Perkebunan

Senin, 09 April 2018 – 21:42 WIB
GDTC Grup melakukan kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lahan tebu dan sapi potong. Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menerima investasi di sektor perkebunan tebu yang terintegrasi dengan peternakan sapi potong di kabupaten Timor Tengah Utara, NTT sebesar USD 800 juta atau setara Rp 10,9 triliun dari GDTC Grup.

Investasi yang dikelola oleh PT GDTC Majestic Agro Industri itu diproyeksikan akan panen pertama pada dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Kementan Dukung Pemberantasan Rasuah di Sektor Pergulaan

Chairman of the Board of Directors and the President of the Executive Board of GDTC Investments Sharif Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengatakan, investasi ini untuk mendorong industri gula guna memenuhi ketersediaan gula Indonesia setiap tahunnya.

Sebab, konsumsi Indonesia sekitar 5,7 juta ton, sedangkan pasokan dalam negeri hanya 3,5 juta ton.

BACA JUGA: Sektor Perkebunan Gagal Gaet Investor Baru

"Karena itu, Indonesia harus mengimpor gula sebesar 2,2 juta ton,” kata Sharif dalam keterangan yang diterima, Senin (9/4).

Sharif memprediksi kebutuhan gula Indonesia akan meningkat 25 persen atau sekitar 7,1 juta ton pada tahun depan.

BACA JUGA: PTPN VII Punya Dirut Baru

Jumlah tersebut dibagi menjadi dua sektor, gula untuk konsumsi langsung sebesar 3,5 juta ton sedangkan gula untuk industri sebesar 3,6 juta ton.

Untuk itu, PT GDTC Majestic Agro Industri akan membangun dua unit pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 99 hektare. Pabrik tersebut akan beroperasi selama 200 hari dengan kapasitas 6 ribu ton can per day (TCD).

Sementara perkebunan tebu seluas 20 ribu hektare diperkirakan akan menghasilkan gula 600 ton per hari.

“Rata-rata rendemen yang dihasilkan oleh perkebunan tebu di Indonesia itu sekitar lima persen-enam persen. Tapi rendemen perkebunan kami akan berada di atas sepuluh persen, salah satunya adalah karena kami menggunakan teknologi mutakhir,” katanya.

Namun, GDTC Majestic Agro Industri tidak hanya akan memproduksi gula tebu saja. Sharif menginginkan unit bisnis yang terintegrasi dengan asas keberlanjutan dan perekonomian rakyat.

GDTC Majestic Agro Industri pun akan mengembangkan dua unit pabrik gula tersebut agar dapat menghasilkan listrik sebesar 35 MW per hari dari hasil pengompresan uap panas hasil pembakaran ampas tebu. Selain itu, hasil listrik sebesar 25 mw berencana dijual kepada PLN atau masyarakat sekitar.

Pabrik tersebut juga akan menghasilkan 60 ribu liter ethanol per hari dari hasil penyulingan tebu agar bisa dicampur dengan bensin sebagai biofuel. Terakhir, sisa-sisa hasil batang tebu akan diolah menjadi pupuk mikrobiologis atau biofertilizer.

“Jadi banyak hal yang tersubtitusi dengan keberadaan pabrik kami. Listrik dan bahan bakar tanpa batu bara. Motto GDTC grup adalah zero waste, green, clean, dan sustainable.Tidak ada sisa sampah yang tidak berguna dari area industri gula kami nanti. Kami akan memaksimalkannya sampai akhir,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama GDTC Majestic Agro Industri Jessica Ade mengatakan, 90 persen dari perkebunan tebu akan dijalankan oleh petani plasma sedangkan 10 persen adalah inti nukleus.

“Perkebunan ini akan didominasi oleh petani plasma dengan presentasi 90 persen. Artinya kami akan membangun ekonomi sekitar NTT,” jelas dia.

Dia mengatakan jika proyek ini sudah berlangsung selama tiga tahun belakangan. Perkebunan saat ini sedang berada dalam tahap pembibitan, sementara untuk pabrik masih dalam tahap rencana pembangunan. Namun, perusahaan anyar ini tidak akan bergerak dalam pengolahan gula rafinasi.

Meskipun NTT dikenal sebagai daerah kering daerah tersebut dapat memberikan iklim yang baik bagi produktivitas perkebunannya. Sifat tanah pada perkebunannya bersifat poros atau menyerap langsung air.

“Cuacanya menunjang dan tanahnya cocok untuk tebu. Persoalan air tidak masalah karena tanahnya bersifat poros yang langsung menyerap air. Jadi di bawahnya tersedia air sebenarnya,” kata dia.

Pemerintah, lanjutnya, mendorong investasi perkebunan tebu dengan penyedian lahan produksi seluas satu juta hektare untuk lokasi di luar Jawa. Dia menyetujui hal tersebut karena memang tidak mungkin lagi membangun perkebunan tebu di Jawa.

Selain perkebunan tebu, GDTC Majestic Agro Industri juga akan membangun peternakan sapi potong di areal yang sama. “Ini akan berjalan paralel. Peternakan sapi dan perkebunan tebu akan berjalan bersama-sama,” kata dia. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembenahan Jalan Desa dan Perkebunan Kian Mantap


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler