Marsdya Yuyu Sutisna: Korban Penggusuran Jadi Jenderal

Jumat, 15 Desember 2017 – 04:32 WIB
Salam Komando Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) usai memimpin upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) dari Marsda TNl Abdul Muis kepada Marsda TNI Yuyu Sutisna di lapangan upacara Makohanudnas Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (28/2/2017). FOTO: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Yuyu Sutisna cukup banyak menelan pil pahit sebelum berada di posisinya ini. Mulai dari rumah digusur, tak mengerti cara push up, sampai menjabat sebagai orang nomor dua di TNI AU.

Yuyu menceritakan kisah sampai dirinya seperti ini. Mulai lulus dari Akademi Angkatan Udara (AAU) pada 1986 sampai jenderal bintang tiga, Yuyu selalu memegang amanah dan bekerja secara profesional.

BACA JUGA: Hercules TNI AU Kedapatan Angkut 797 Botol Vodka

"Saya tidak mempunyai kekuatan lain selain profesionalisme sebagai militer. Apabila dipercaya untuk menduduki sebuah jabatan tentu saya akan berkerja sekuat tenaga untuk memajukan institusi angkatan udara menjadi angkatan udara yang profesional dan modern," kata Yuyu saat ditemui di Jakarta, Kamis (14/12).

Yuyu memandang, apabila bekerja di luar jalur profesional, sebagai militer maka akan banyak masalah yang timbul. Yuyu meneladani dengan apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan juga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang bekerja maksimal secara profesional dan penuh dengan inovasi.

BACA JUGA: Proyek Helikopter TNI Dikorupsi, KPK Terus Kumpulkan Bukti

"Beliau bekerja dengan pendiria beliau bukan dengan usulan atau intervensi orang lain, sehingga pekerjaan di seluruh Indonesia semua berhasil dan memuaskan bagi masyarakat," kata Yuyu.

Yuyu sejak tamat AAU menerima pangkat Letnan Dua. Semua jabatan kemiliteran di matra udara pernah dijabatnya bahkan pernah menjabat sebagai panglima sebanyak tiga kali yaitu sebagai Pangkosekhanudnas 3, Pangkoopsau 1 dan Pangkohudnas.

BACA JUGA: TNI AU-RSAF Pamer Kemampuan di Depan Jokowi dan PM Lee

"Jabatan saya cukup lengkap, dari bawah sejak Letnan Dua Perwira Penerbang, jadi kasi di Skadron pernah, Komandan Flight sebanyak kali, Kepala Seksi di Lanud, Komandan Skadron, Paban Madya di Kotama, Asisten Operasi Kohanudnas, Pangkosekhanudnas, Komandan Lanud, Kepala Staf Kotama, Waasops Kasau, Panglima Kotama sampai Wakil Kepala Staf Angkatan udara saya dapat," ujar Yuyu.

Di samping itu, dia pernah menjabat Panglima Koopsau 1, Kepala Staf Koopsau 2, dan Panglima Kohanudnas. "Jabatan saya paling banyak di jalur operasi," sebut Wakasau.

Selain itu, Yuyu juga sempat berdinas di atase pertahanan di Kantor Athan KBRI Washington DC, Amerika Serikat pada 2006 dan 2009.

Yuyu memiliki pengalaman mengudarakan Pesawat F5, FMK53, Cesna, Bravo Charlie, total jam terbang 4.250 jam dan pada tahun 2001 yang lalu meraih Badge 2.000 jam terbang dengan Pesawat F-5 Tiger II.

Yuyu masa kecilnya di desa terpencil Cicalengka telah mengalami pahit. Pernah tinggal di Bandung bersama kedua orang tuanya yang berakhir pada penggusuran. Lalu menetap di Cicalengka, masuk SD, SMP hingga SMA.

Kesehariannya bertugas memikul air membantu orang tuanya dari lereng yang terletak jauh dari rumahnya di atas bukit.

"Ketika saya mendaftar di AAU saya tidak pernah diajari apa itu push up, skot jump dan lain-lain. Saya meniru saja apa yang dilakukan oleh teman-teman saya ketika latihan, memang sejak kecil saya belum tahu apa-apa tentang olahraga maklum sekolah di desa kecil," kenangnya. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Berjanji Bakal Transparan soal Hasil Pengecekan Heli AW-101


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler