Marsekal Hadi dan Cerita Kedekatan dengan Jokowi

Selasa, 05 Desember 2017 – 06:48 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto yang baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu (18/1). Foto: Fathra N Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi satu-satunya calon Panglima TNI yang diusulkan Presiden Joko Widodo kepada DPR menjadi pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo.

Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 itu diharapkan punya chemistry yang baik dengan Jokowi.

BACA JUGA: 21 Tahun Mangkrak, Tol Soroja Akhirnya Diresmikan Jokowi

Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafidz mengatakan penunjukan Hadi memenuhi rasa kebersamaan dan keadilan di TNI.

Terutama untuk rotasi matra. Sebab, sudah lama Angkatan Udara tidak mendapatkan giliran menjadi Panglima.

BACA JUGA: Inilah Prestasi Menonjol Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

“Semangat rotasi itu sudah dilakukan presiden,” tegas Meutya di gedung DPR, Jakarta.

Seperti diketahui, Panglima TNI terakhir dijabat jenderal dari AU pada 2006. Kala itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Marsekal Djoko Suyanto.

BACA JUGA: Usai Paripurna, DPR Langsung Proses Pergantian Gatot

Setelah itu, jabatan Panglima TNI tidak pernah lagi mampir di matra AU.

Panglima kemudian dijabat dari TNI AD, berlanjut TNI AL, dan kemudian kembali lagi TNI AD dua kali yakni Jenderal Moeldoko dan Jenderal Gatot Nurmantyo.

Politikus Partai Golkar itu juga melihat Hadi punya modal besar, karena pernah menjabat sebagai Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmilpres) yang banyak berhubungan dengan Presiden Jokowi.

“Sehingga mudah-mudahan chemistry-nya nanti baik dengan presiden. Saya rasa itu yang terpenting,” katanya.

Mantan wartawan itu menambahkan Hadi juga merupakan salah satu perwira yang kenaikan pangkatnya termasuk cepat.

Ya, Hadi merupakan salah satu perwira tinggi (pati) terbaik yang dimiliki tentara saat ini.

Hadi baru berusia 54 tahun dan akan pensiun pada November 2021.

Sejumlah jabatan strategis pernah diemban pati TNI kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November 1963 itu.

Diolah dari berbagai sumber, Hadi memulai kariernya setelah lulus AAU 1986, di Skadron Udara 4, Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Hadi bertugas sebagai pilot pesawat angkut Cassa untuk Operasi Dukungan Udara, Search and Rescue (SAR) terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut.

Perjalanan karier Hadi terus beranjak naik menjadi Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, memimpin memimpin pesawat angkut berat.

Waktu terus berjalan. Setelah beberapa jabatan lain, Hadi kemudian diangkat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh 2006, serta Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara 2007.

Lalu pada 2010, Hadi mendapat amanat sebagai Komandan Lanud Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah. Jokowi saat itu menjabat wali kota Solo.

Setelah setahun menjabat, Hadi pun mendapatkan jabatan di luar TNI AU. Dia didaulat menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI.

Saat berpangkat Kolonel, Hadi dipercaya menjabat Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional.

Hadi juga pernah bertugas di jabatan yang berhubungan dengan masyarakat. Yakni, Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada 2013-2015.
Kemudian, pada 2015, suami Nanik Istumawati itu menjabat Komandan Lanud Abdulrachman Saleh.

Kariernya terus beranjak naik. Juli 2015, Hadi dipercaya menjabat Sesmilpres Joko Widodo.

Hadi naik pangkat menjadi Marsekal Muda dan mengemban jabatan bergengsi itu kurang lebih satu tahun.

Lantas November 2016, Hadi diangkat menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan.

Tidak lama kemudian atau tiga bulan berikutnya, Hadi diangkat menjadi KSAU. Hadi dilantik Presiden Jokowi menjadi KSAU 18 Januari 2017, menggantikan Marsekal Agus Supriatna.

Pangkat Hadi pun naik menjadi Marsekal atau jenderal bintang empat.

Meutya mengatakan penunjukan Hadi harus diterima oleh semua matra yang ada di TNI.

Menurut dia, ini merupakan semangat rotasi yang dilakukan Jokowi dengan mempercayakan pati AU menjadi Panglima TNI.

“Memang ini sering dipegang AD, tapi saya rasa di sinilah TNI perlu menunjukkan professionalitas mereka memberikan kesempatan juga kepada KSAU memimpin di pucuk pimpinan tertinggi di TNI sebagai Panglima,” kata Meutya.

Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Gatot yang dilantik menjadi Panglima TNI sejak Rabu 8 Juli 2015 menggantikan Jenderal Moeldoko.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap pengganti Gatot bisa melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh jenderal kelahiran Tegal, Jawa Tengah, itu.

“Saya secara pribadi sangat berterima kasih kepada Pak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Dedikasi, kesungguhan profesionalisme, dan kecakapan beliau memimpin TNI semoga dilanjutkan dan dikembangkan oleh penerus estafet kepemimpinan yang baru kelak,” ujarnya, Senin (4/12). (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marsekal Hadi Tjahjanto dan Visi Poros Maritim Dunia


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler