Marsekal Hadi Tjahjanto dan Visi Poros Maritim Dunia

Senin, 04 Desember 2017 – 21:53 WIB
Presiden Joko Widodo saat melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Rabu (18/1). Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan penunjukan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah tepat.

Jebolan Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS) Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, itu salut kepada langkah yang ditempuh Jokowi.

BACA JUGA: Jokowi Pilih Marsekal Hadi Bukan Karena Kedekatan Personal

“Pemilihan Pak Hadi sudah sangat tepat dan salut untuk Presiden Jokowi,” kata Connie menjawab JPNN, Senin (4/12).

Connie menilai penunjukan Hadi ini dapat menunjang visi Presiden Jokowi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Dia menegaskan visi poros maritim dunia adalah juga visi poros dirgantara dunia.

BACA JUGA: Hadi Tjahjanto Bukan Orang Asing Buat Jokowi

“Hal ini akan berdampak signifikan membawa pada pertanyaan mendasar untuk apa dan ke mana kekuatan militer kita akan dibangun,” kata Connie.

Penulis buku Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal itu menuturkan, pembangunan kekuatan angkatan bersenjata sebuah negara poros maritim dunia tidak bisa dilakukan secara serba instan.

BACA JUGA: Mungkin Ini Pertimbangan Jokowi Ajukan Hadi Tjahjanto

Untuk mengoptimalkan pembangunan militer Indonesia baik di tingkat lokal, nasional, dan global, dan khususnya dalam mencapai poros maritim dunia dibutuhkan arah, orientasi, strategi dan antisipasi pembangunan yang efektif.

“Diperlukan segenap daya, upaya, keunggulan sumber daya, posisi strategis dan geopolitik yang perlu diarahkan untuk menjawab tantangan global demi keunggulan Indonesia,” jelas Connie.

Lebih lanjut perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 3 November 1964 itu menyatakan selain masalah kohesivitas, penunjukan Hadi itu juga karena Presiden Jokowi ingin mengejar ketertinggalan pembangunan profesionalisme tentara Indonesia.

“Yang harusnya sudah merubah doktrin perang dan juga pembangunan kekuatannya sejak 2014 lalu yang sayang sekali tidak dilakukan Pak Gatot. Sehingga Pak Hadi diharapkan dapat melakukan percepatan,” papar Connie. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Tunggal Panglima TNI Miliki Kekayaan Rp 5 Miliar


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler