Sejak 31 Agustus lalu, Unyil dan Upin bersalaman di dunia maya sebagai ikon kampanye ""Damai Yuk"" untuk Indonesia-MalaysiaSalah seorang penggagas ikon itu ternyata Marsha Chikita Fawzi yang tak lain adalah putri pasangan selebriti Ikang Fawzi dan Marissa Haque.
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
SUGENG SULAKSONO, Jakarta
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
SAMBIL duduk bersila di sofa, Kiki -sapaan akrab Marsha- berusaha mengenang lagi pemicu munculnya ide gerakan ""Damai Yuk"" yang kini didukung banyak orang, baik di Indonesia maupun Malaysia, terutama melalui situs pertemanan Facebook dan Twitter.
Menurut cerita Kiki, ide itu muncul dari hasil ngobrol antara dirinya dan enam mahasiswa Indonesia di Malaysia
BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Minta si Putri Segera Menikah
Di sebuah warung kopi, mereka mendiskusikan situasi yang kurang baik akhir-akhir ini antara dua negara tetangga tersebut.""Dari situlah lalu muncul pemikiran untuk membuat sesuatu yang berguna bagi dua negara, meski tak seberapa,"" ujar Kiki saat ditemui di rumah orang tuanya, kawasan Bintaro, Senin (6/9).
Pertemuan tengah malam itu pun akhirnya menyepakti untuk melakukan kampanye ""Damai Yuk"" dengan ikon tokoh kanak-kanak asal Indonesia, si Unyil, dan tokoh kartun asal Malaysia yang sedang happening, si Upin.
""Mengapa Unyil dan Upin? Sebab, keduanya adalah ikon yang polos, disenangi, dan secara kultural dekat dengan budaya masing-masing,"" ucap perempuan kelahiran Jakarta, 28 Januari 1989, itu.
Kampanye damai dinilai merupakan yang terbaik untuk meredakan tensi tinggi yang sedang mendera dua negara
""Masak sih hari gini masih berpikir perang,"" tutur mahasiswi semester akhir jurusan film animation di Multimedia University (MMU), Putrajaya, Malaysia, tersebut.
Pada subuh 31 Agustus, gambar ikon ""Damai Yuk"" dirilis melalui jejaring sosial Facebook dan Twitter
BACA JUGA: Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut
""Subuh di-posting, siang sudah menyebar, sorenya saya sudah dapat kabar bahwa Glenn Fredly (penyanyi, Red) sudah menjadikannya sebagai profile picture di Twitter-nya,"" ungkap Kiki bangga.Meski begitu, tidak sedikit komentar pedas yang muncul
BACA JUGA: Kisah Para Istri Kustoro Raharjo setelah Lelananging Jagad Itu Meninggal (1)
Banyak yang mengira bahwa kampanye tersebut sengaja dirilis orang Malaysia sehingga mendapat sentimen negatif dari peselancar di dunia maya asal Indonesia.Kiki memperlihatkan beberapa posting negatif tersebutTerutama yang ditulis di alamat Facebook dan Twitter milik Les"Copaque Production Sdn Bhd, rumah produksi pembuat film animasi Upin-Ipin""Awas, ini strategi mereka (Malaysia),"" tulis seorang komentator.
Kiki menyatakan sedih melihat hal ituTapi, kemudian dia berupaya menyadari bahwa segala perjuangan pasti menemui rintangan""Aku hanya ingin tegaskan bahwa kami ini bukan organisasi atau sejenisnyaKami hanya sekelompok mahasiswa Indonesia di Malaysia yang senang damaiTerus terang, kami nggak suka politik,"" tegas perempuan bertinggi 165 cm itu.
Menurut Kiki, kampanye ""Damai Yuk"" tersebut benar-benar tidak dibiayai lembaga mana punSemua ditanggung para penggagasnya dari kantong masing-masingMereka baru berencana mengumpulkan dana untuk membuat kaus, pin, dan aksesori lain tentang ajakan damai antara dua negara tersebut""Ini gerakan nonprofitYang kami lakukan hanyalah ekspresi seni,"" ungkap anak bungsu dua bersaudara itu.
Kiki menceritakan, suasana di Malaysia tidak setegang di Indonesia dalam menyikapi konflik antara dua negara tersebutBahkan, seperti tidak pernah terjadi apa-apa""Kondisi di Malaysia, terutama di Putrajaya, biasa sajaNggak ada ketegangan sama sekaliMalahan, di kantor, teman-teman yang kebanyakan orang Malaysia tetap baik-baik saja sama saya,"" terangnya.
Kiki memang kuliah sambil bekerjaSejak awal 2010, dia diterima di Las"Copaque Production, rumah produksi yang membuat film animasi Upin-IpinBahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebutDia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu.
Karirnya dimulai saat ikut program magang di perusahaan tersebutMeski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulanLantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besarNamun, mulai September ini, dia harus mengambil cuti untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.
Di rumah produksi tersebut, Kiki mengaku belajar banyak tentang 3D modeller dan setting and background modeller, tapi akhirnya lebih sreg menjadi animator untuk film Upin-IpinAnimator itu menganimasi setiap shoot adeganMisalnya, saat Upin berjalan, kakinya dianimasi agar gerakannya pasTerus, eye blinking, lipsing, dan sebagainya.
""Karena itu, seorang animator suka ngaca sendiri sambil ngomong supaya tahu ekspresinya saat membuat animasi,"" paparnya.
Ada 20 animator di rumah produksi itu dan Kiki adalah satu-satunya dari IndonesiaSaat ini, meski sedang cuti, dia mendapat tugas untuk ikut mempersiapkan Upin-Ipin ke layar lebarKiki-lah yang memberikan sentuhan Indonesia dalam film dua anak kampung Malaysia itu.
Misalnya, lewat tokoh Shanty, teman Upin dari JakartaAgar benar-benar Indonesia, Kiki memberikan banyak polesan pada tokoh Shanty.
""Director dan script writer suka mengajak saya untuk membantuMisalnya, di Malaysia kan tidak dikenal kupu-kupu, tapi rama-ramaTerus, kata "senang" di sana berarti mudahKalau di sini, artinya gembira,"" tuturnya.
Pada kesempatan lain, seperti dalam episode Berkelah atau Piknik, Kiki memasukkan unsur-unsur Indonesia untuk menyesuaikan dengan tokoh Shanty yang asli IndonesiaMisalnya, membuat animasi kue bakpia, semprong, dan keripik ceker ayam""Supaya lebih kaya kulturnyaDan mereka suka,"" ucapnya bangga.
Saat ini, Kiki sedang merayu Usamah Zaid, direktur produksi Upin-Ipin, agar memuat episode khusus kedatangan Unyil ke Upin-Ipin untuk menyukseskan kampanye damai dua negara bertetangga ini.
Kiki yakin, episode khusus tersebut bisa terwujud karena produsen Upin-Ipin juga sangat tertarik pada program kampanye damai itu""Buktinya, para ofisial Upin-Ipin juga memasang wallpaper "Damai Yuk" di Facebook,"" imbuhnya.
Kiki bertekad memboyong ilmu film animasi sebanyak-banyaknya dari Malaysia ke IndonesiaDia berambisi membuat film 3D yang diangkat dari cerita rakyat Indonesia""Saya nilai, Upin-Ipin adalah tontonan anak kecilSaya suka sedih kalau anak kecil meniru perilaku Sinchan dan Simpsons karena itu bukan tontonan anak-anak,"" sesalnya(*/c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Dengar Wejangan, Kini Ziarah di Kuburan
Redaktur : Tim Redaksi