Menjalani vonis seumur hidup tak menghalangi Martin Eric Stephen untuk menikahKemarin warga negara Australia yang menjadi salah seorang anggota Bali Nine (geng penyelundup 8,9 kg heroin yang ditangkap pada 2005) itu menikahi kekasihnya di Lapas Kerobokan
BACA JUGA: Di Balik Keberhasilan PPKST RSUD dr Soetomo-FK Unair Memisahkan Rochman-Rochim
==============================
HAKIM DWI SAPUTRA, Denpasar
==============================
PAGI, sekitar pukul 09.00 Wita kemarin (11/4), area di dekat pintu masuk Lapas Kerobokan, Denpasar, sudah dipenuhi belasan wartawan
BACA JUGA: Sepupu SBY Kalah dalam Pilkada Pacitan
Bersamaan dengan itu, beberapa orang hilir mudik, keluar masuk lapas
BACA JUGA: Kualitas Cetak Soal Unas Buruk, Langsung Dihancurkan
Di antaranya, tukang katering dan dekorasiAwalnya, para awak media belum diperbolehkan masuk ke lapasAlasannya, dua mempelai tersebut masih sibuk mempersiapkan segala tetek bengeknya, termasuk berhiasSekitar pukul 09.45 Wita, pintu lapas akhirnya dibuka untuk mediaNamun, ternyata hanya media lokal dan nasional yang diperbolehkan meliput acara pernikahan Eric.
"Sesuai dengan permintaan yang bersangkutan, media Australia dan media asing lain tidak diperkenankan meliput," ujar seorang petugas di pintu penjagaanItu membuat beberapa awak media asing yang sejak pagi menyanggong terpaksa gigit jari.
Pernikahan Eric memang cukup menyita perhatian karena statusnya sebagai salah seorang anggota Bali Nine yang terlibat penyelundupan 8,9 kg heroin pada 2005Anggota Bali Nine rata-rata mendapatkan vonis mati dan seumur hidup.
Mendekati pukul 10.00 Wita, prosesi pemberkatan yang sakral akhirnya dimulaiAcara pernikahan pasangan beda negara itu dihelat dengan adat JawaMaklum, Christine, mempelai perempuan, adalah orang Jawa tulen, asli Semarang, Jawa Tengah.
Didampingi salah seorang saudara, Kevin Stephen, Eric terlihat gagah dalam balutan pakaian Jawa, lengkap dengan sebilah keris yang diselipkan di pinggangKetika dia melangkah memasuki gereja, tempat prosesi pemberkatan, senyumnya terus mengembang
Begitu pula Christine yang berbalut kebaya dengan belahan dada rendahDia tampak anggunPutri tunggalnya, Laurhaa Garesp, 12, juga terus berada di dekatnyaYa, perempuan yang tinggal dan bekerja di Bali sejak enam tahun lalu itu memang seorang janda beranak satu
Suasana terasa khidmat ketika prosesi pemberkatan yang dipimpin Pendeta Thompson dimulaiSesudah pemberkatan dan pasangan itu dinyatakan sah menjadi suami istri, Eric dan Christine langsung berciuman mesra di depan sekitar 60 orang undanganHampir 30 detik mereka berciumanMereka kembali berciuman setelah mencatatkan pernikahan di depan saksi dari catatan sipil yang hadir di gereja itu.
Sesudah pemberkatan, dua mempelai tersebut dan seluruh undangan menuju aula lapas, tempat acara resepsi pernikahan ituYang membuat pasangan beda negara tersebut semakin bahagia, orang tua Eric, yakni Bill Stephen dan Michelle Stephen, juga hadirDemikian pula orang tua Christine, Sunar Effendi dan Siti Rumini.
"Ini adalah pagi yang sangat berbahagia bagi kami," kata Bill, yang didampingi istrinya saat memberikan sambutan
Selain dihadiri Kalapas Kerobokan Siswanto, acara pernikahan kemarin dihadiri wakil dari Konsulat AustraliaBahkan, Siswanto diminta memanjatkan doa pernikahanPada acara resepsi itu, setiap undangan diberi bingkisan suvenir berisi sebotol sabun cair aroma terapi.
Dari geng Bali Nine, hadir dua orangMereka adalah Miuran Sukumaran dan Scott RushKeduanya adalah terpidana yang sama-sama dijatuhi hukuman matiSepanjang acara, mereka serius memperhatikan dan sesekali mengobrol dengan napi lain yang diundang.
Acara pernikahan tersebut, rupanya, juga menjadi berkah bagi seluruh tahanan dan napi penghuni Lapas KerobokanSebab, mereka mendapatkan paket katering dengan menu lumayan lezat yang berbeda jauh dengan menu sehari-hari di tahanan.
Lantas, bagaimana malam pertama pengantin baru tersebut? Seperti diketahui, status Eric sebagai seorang napi tidak memungkinkannya untuk melanjutkan hidup bersama sang istri sebagaimana pasangan lainSoal itu, Siswanto ternyata sudah mempersiapkan kamar khusus untuk malam pertama mereka.
Menurut Siswanto, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Hukum dan HAM Provinsi Bali untuk memberikan kamar satu malam saja agar Eric dan Christine bisa melangsungkan malam pertama"Ada satu kamar yang kami rombak khusus untuk mereka satu malamYang jelas, bukan ruang kerjaItu demi kemanusiaanTujuan pernikahan adalah memiliki keturunanTuhan berfirman, beranak cuculahMaka, kami memfasilitasi merekaCukup malam ini saja," papar Siswanto, yang ditemui setelah resepsi kemarin (11/4).
Di bagian lain, Christine yang kemarin diwawancarai mengaku yakin tidak memilih pasangan yang salah meski suaminya adalah terpidana seumur hidup"Ini adalah jalan yang diberikan TuhanDia adalah jodoh saya dan saya mencintai dia," ungkap anak kedua di antara enam bersaudara itu.
Namun saat ditanyai tentang masa lalunya, perempuan murah senyum tersebut enggan menceritakannya, termasuk status dirinya yang seorang janda beranak satu"Yang jelas, saya bahagia sekarang," ujar perempuan yang pernah bekerja di restoran tersebut sembari tersenyum.
Christine menceritakan, dirinya sebenarnya lebih dahulu kenal dengan Michelle Stephen, ibu EricPerkenalan tersebut terjadi saat Christine bekerja di salah satu restoran di Bali, 2004Pun, ketika Eric ditangkap pada 2005, Michelle memperkenalkan anaknya dengan ChristineSejak saat itu, dia rajin menjenguk Eric di tahanan"Saya yakin bahwa Tuhan akan memberikan keajaiban dalam hidup saya," papar dia.
Siti Rumini, ibu Christine, yang kemarin juga ditemui, menyatakan ikut berbahagia dan tidak berkeberatan sedikit pun meski anaknya menikah dengan seorang napiSebab, dia sudah kenal cukup lama dengan Eric serta orang tuanya"Yang penting, keduanya saling sukaSaya hanya bisa mendoakan, semoga langgeng sampai kakek nenek," ujar perempuan 60 tahun itu(jpnn/c11/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari Sri Mulyani Pulang Kampung dan Bereuni dengan SBY
Redaktur : Tim Redaksi