Sepupu SBY Kalah dalam Pilkada Pacitan

Langgar Janji, Rumah pun Disita

Minggu, 10 April 2011 – 19:57 WIB

BERBEKAL status sebagai sepupu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Nur Tjahjono percaya diri maju dalam pilkada Pacitan, Desember tahun laluDia akhirnya kalah

BACA JUGA: Kualitas Cetak Soal Unas Buruk, Langsung Dihancurkan

Tapi, kekalahannya menyisakan masalah
Nur punya utang

BACA JUGA: Sehari Sri Mulyani Pulang Kampung dan Bereuni dengan SBY

Karena tak mau membayar, rumahnya pun disita

===========================
  NOFIKA D

BACA JUGA: Anwar Usman, dari Guru Honorer Menjadi Hakim Konstitusi

NUGROHO, Pacitan
===========================
Rekam jejak kepemimpinan Nur Tjahjono dimulai ketika dirinya menjadi kepala desa (Kades) Pagotan, Kecamatan Arjosari, Kabupaten PacitanJabatan itu dia emban hingga dua periodeSetiap periode selama delapan tahunJadi, sejak 1990–2006, dia cukup kenyang dengan jabatan Kades

Setelah tak lagi menjadi Kades, pria 43 tahun itu melepas statusnya sebagai PNS (pegawai negeri sipil)Dia lantas menekuni bisnis sebagai pengusaha konstruksi.  Bisa jadi karena pengalamannya menjadi Kades selama 16 tahun itu, lalu dianggap sebagai pengusaha sukses, Nur menjadi sosok yang ditokohkan di PacitanApalagi dia punya hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)’’Ibu kandung Nur adalah adik ayah SBY,’’ ungkap kerabat dekat Nur kepada Radar Madiun (Jawa Pos Group)Jadi, Nur adalah sepupu SBY

Pada Agustus–Oktober 2010 atau beberapa bulan menjelang pilkada Pacitan, nama Nur masuk dalam daftar kandidat yang akan majuSaat itu dia digadang-gadang hingga akhirnya dilamar koalisi delapan partaiYakni, Gerindra, PAN, PBB, PBR, PNI Marhaenisme, PKPB, Partai Patriot, dan PDP.

Kala itu pencalonan Nur tak hanya sempat menghebohkan Pacitan, tapi juga menjadi isu nasionalPenyebabnya, kala itu dia akan diduetkan dengan Julia Perez (Jupe), artis cantik yang kerap dianggap simbol seks di jagat hiburan tanah airJupe pun sempat merespons tawaran tersebutTapi, dalam perkembangannya, dia memutuskan untuk tidak maju

Gagal menggandeng Jupe tak menyurutkan semangat para pendukung Nur untuk terus majuSetelah melalui proses politik yang cukup panjang, akhirnya Nur digandengkan dengan Masruri Abdul Ghoni, seorang guru yang juga aktif sebagai pengurus KONI Pacitan

Mengapa Nur tak maju melalui Partai Demokrat, partai yang didirikan sepupunya itu/ Salah seorang mantan anggota tim sukses Nur menyatakan, Partai Demokrat punya jago sendiriYakni, Indartato, 56, yang akhirnya berhasil memenangi pilkada Pacitan yang berduet dengan Prayitno’’Pak Nur dulu ikut konvensi di Partai Demokrat saat pilkada 2005Tapi, dia kalah,’’ kata mantan anggota tim sukses tersebut.

Dalam pilkada Pacitan yang dihelat pada 20 Desember 2010, ada tiga pasangan calon yang majuSelain Nur Tjahjono-Masruri dan Indartato-Prayitno, satu lagi pasangan yang maju adalah Aziz Ahmadi-MardiyantoIndartato-Prayitno diusung Demokrat, PKS, PPP, dan HanuraSementara itu, Aziz-Mardiyanto diusung Golkar dan PDIP

Setelah pilkada, hasilnya ternyata tidak berpihak pada duet Nur-MasruriPasangan tersebut, berdasar pengumuman KPU setempat pada 26 Desember 2010, malah berada di posisi buncit, yakni hanya memperoleh 7,31 persen suaraIndartato-Prayitno menang telak dengan memperoleh 65,48 persen suaraPosisi kedua diduduki Aziz-Mardiyanto (27,21 persen suara).

Dua minggu setelah pengumuman KPU tersebut, tiba-tiba sosok Nur sulit dicari, seakan hilang ditelan bumiHal itu lantas memunculkan masalah bagi bapak dua anak tersebutMasalah itu diungkap lima mantan anggota tim sukses NurMereka adalah Darmanto, Sunardi, Sunardji, Sugito, dan KatmidiMereka merasa ditipu oleh janji manis Nur terkait masalah utang-piutang

Ceritanya, sebelum dilamar koalisi delapan partai, Nur sempat akan maju dari jalur independenSaat itu dia menyuruh lima orang tersebut untuk mengumpulkan fotokopi KTP sebagai syarat untuk maju dari jalur independen

Karena itu, bekerjalah lima orang tersebutSaat itu Nur berjanji memberikan uang Rp 30 ribu untuk setiap KTP yang berhasil dikumpulkan, Rp 60 ribu untuk data per pendukung, serta Rp 90 ribu untuk warga dan pendukung.

Akhirnya, 16 September 2010, lima orang itu berhasil mengumpulkan 10.725 fotokopi KTPDalam bekerja, Darmanto cs merogoh kocek pribadi lebih duluSetelah berhasil mengumpulkan 10.725 fotokopi KTP, mereka menagih uang kepada Nur untuk mengganti uang yang sudah dikeluarkanBerdasar perhitungan Darmanto cs, Nur harus membayar Rp 965.250.000 atau hampir Rp 1 miliar.

Oleh Nur, Darmanto cs diberi cek atas nama CV ICP senilai Rp 900 jutaSaat itu Nur menyatakan bahwa uangnya sudah ada di CV ICPTapi, setelah dicek Darmanto, ternyata saldo tabungan atas nama CV ICP di sebuah bank hanya Rp 912.909Karena merasa ditipu, mereka mengajukan gugatan dan diterima kepaniteraan Pengadilan Negeri Pacitan pada 7 Februari laluPada 25 Maret lalu, Darmanto cs juga mengajukan sita jaminan.

Dua aset milik Nur yang diajukan untuk disita berada di dua lokasi wilayah Kecamatan PacitanYakni, tanah dan bangunan seluas 188 meter persegi di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Ploso, serta sebidang tanah dan bangunan seluas 202 meter persegi di Desa Tanjungsari

’’Kami sebenarnya beriktikad untuk diselesaikan secara baik-baikSetelah ditunggu lama, orangnya malah tidak munculEntah di mana dia sekarang,’’ ujar Sunarji, salah seorang penggugat.

Senin lalu (4/4) sekitar pukul 10.00, sejumlah petugas berseragam dari PN dan BPN Pacitan mendatangi rumah Nur di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Ploso, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Tak berselang lama, salah seorang di antara mereka membacakan surat sita yang ditetapkan majelis hakim PN Pacitan bernomor 02/Pen.Pdt.G/2011/PN.PctHari itu pihak pengadilan telah resmi menyita tanah dan bangunan seluas 188 meter persegi milik Nur sebagai jaminan.

’’Penyitaan dilakukan agar tidak dialihkan kepada pihak lain dan utang-utang tergugat bisa terbayarBukan gugatannya yang dikabulkan, tapi permohonan sita jaminannya,’’ jelas Panitera Sekretaris PN Pacitan Murtoyo ketika dihubungi sebelumnya.

Untuk menghindari pemindahan atau penjualan aset yang disita itu, PN mendaftarkannya ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pacitan’’Bila dialihkan tanpa diketahui BPN, bisa dipidana,’’ tegasnya.

Di tempat terpisah, Masruri, pasangan Nur, menyatakan tidak tahu-menahu tentang utang-piutang dengan lima anggota tim suksesnya ituSebab, seluruh keperluan pencalonan dalam pilkada ditanggung Nur’’Seluruh finansial dicukupi Pak NurKalau utang itu, saya sama sekali tidak diajak bicara,’’ ungkap Masruri kepada Radar Madiun pada Jumat lalu (8/4).

Ke mana Nur menghilang" Ketika dikonfirmasi, pihak keluarga SBY menyatakan tidak tahuSoedjono, kakak ipar SBY yang rumahnya persis di samping kanan kediaman Nur di Kelurahan Ploso, mengaku tidak mengetahui keberadaan saudaranya ituApalagi masalah utang-piutang dengan tim sukses yang berbuntut gugatan’’Meski dekat dan masih saudara, saya jarang ketemu,’’ ujar pria sepuh itu(jpnn/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Lain tentang Briptu Norman Kamaru yang Mendadak Populer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler