jpnn.com - JAKARTA - Panitia Pengarah Piala Presiden 2015 menggelar syukuran atas suksesnya turnamen yang berlangsung sejak 30 Agustus hingga 18 Oktober tahun lalu. Dalam syukuran yang digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/1) malam, Ketua Panitia Pengarah (SC) Piala Presiden 2015, Maruarar Sirait membeber hal-hal yang menjadi kunci sukses turnamen yang akhirnya dimenangi Persib Bandung itu.
Ara -sapaan Maruarar- mengatakan, Piala Presiden 2015sama sekali tidak menggunakan dana APBN. “Semuanya dari pihak swasta,” katanya di acara yang juga dihadiri Ketua DPR Ade Komarudin, perwakilan Kemenpora, klub peserta dan panitia penyelenggara itu.
BACA JUGA: Bambang Pamungkas Menulis dan Meluruskan...
Namun, katanya, semua tetap menjalani proses audit. Ia menegaskan, audit tidak hanya pada pemasukan dan pengeluaran dana, tetapi juga setiap penyelenggaraan dan laga Piala Presiden 2015.
Maruarar pun telah menunjuk lembaga audit Price Waterhouse Cooper (PwC) Indonesia untuk mengaudit seluruh penyelenggaraan Piala Presiden 2015. “Dan hasil auditnya telah dilaporkan kepada Pak Presiden Jokowi (Joko Widodo, red) minggu lalu. Hasilnya wajar tanpa pengecualian," katanya.
BACA JUGA: Gara-Gara Pemain Ribut, Arema-Mitra Kukar Didenda Rp 50 Juta
Namun, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu juga menegaskan bahwa kesuksesan Piala Presiden 2015 tak terlepas dari dukungan semua pihak. Hal yang selalu diterapkan Maruarar agar Piala Presiden bisa sukses adalah pesan dari Presiden Jokowi.
Ara menuturkan, ada lima pesan dari Presiden Jokowi demi suksesnya Piala Presiden. Pertama adalah transparansi. “Karena itu setiap pertandingan dan seluruh penyelenggaraannya diaudit,” katanya.
BACA JUGA: Puji Tuhan Jika Saya Bisa Melatih Persib
Yang kedua adalah menjamin asas fair play. Dengan demikian laga-laga di Piala Presiden tak tercemar oleh pengaturan skor. “Ini hal yang sangat mahal dan penting dalam pertandingan,” katanya.
Sedangkan pesan Jokowi yang ketiga adalah memajukan prestasi sepak bola nasional. “Pesan Pak Jokowi, Piala Presiden bisa memunculkan pemain-pemain berkualitas,” tuturnya.
Sedangkan yang keempat adalah menggerakkan perekonomian rakyat melalui ajang olahraga. Maruarar mengatakan, Piala Presiden ternyata bisa memberi lapangan pekerjaan bagi perekonomian rakyat. “Ada tukang kaos, pensjual aksesoris hingga pedagang makanan dan minuman pun terbantu,” tuturnya.
Pesan dari Jokowi yang tak kalah penting adalah menjadikan Piala Presiden sebagai hiburan rakyat. “Dan ternyata rating di televisi tinggi,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ade juga memberikan tanggapannya atas Piala Presiden 2015. Menurutnya, turnamen Piala Presiden 2015 ibarat hujan saat musim kemarau panjang. Sebab, ketika ada gesekan antara pemerintah dengan PSSI sehingga kompetisi reguler terhenti, ternyata ada pihak yang mampu menyelenggarakan turnamen.
"Tentu itu seperti hujan di tengah kemarau panjang. Mudah-mudahan Piala Presiden menjadi pelajaran bagi PSSI agar masalah PSSI tuntas," katanya.
Politikus Golkar itu juga menceritakan ketika ikut-ikutan kena demam final Piala Presiden 2015 antara Persib kontra Sriwijaya FC. Sebagai warga Purwakarta, Jawa Barat, Akom tentu mendukung Persib.
Sedangkan istri Akom yang asli Palembang, Sumatera Selatan menjadi pendukung Sriwijawa FC. "Jadi kami ribut terus," kata Akom berkelakar yang disambur tawa hadirin.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jambi Boleh Berbangga, Dua Atlet-nya Dipanggil Ikut Pelatnas Sea Games
Redaktur : Tim Redaksi