jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie akan mempertimbangkan kembali keikutsertaannya dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Sikap ini diambil Marzuki lantaran menurutnya komite konvensi sibuk dengan masalah siapa calon ketimbang kriteria yang semestinya diumumkan terlebih dahulu.
Perilaku anggota komite yang sibuk bicara calon peserta konvensi ketimbang kriteria peserta konvensi, menurut Marzuki berpotensi mendegradasi makna dari sebuah konvensi yang bertujuan untuk memperoleh calon pemimpin yang memenuhi kriteria memimpin bangsa ini.
BACA JUGA: Konvensi Dinilai Hanya Mainan Ketua Majelis Tinggi
“Saya hanya mau merespon masukan dari publik termasuk media massa dan pengamat yang menilai komite konvensi lebih banyak berkomentar soal para calon ketimbang kreteria. Ini berpontensi mendegradasi makna dan tujuan konvensi. Karena itu, saya akan mempertimbangkan keikutsertaan dalam konvensi," kata Marzuki Alie, di Jakarta, Rabu (21/8).
Kritikan ini lanjutnya, bukan untuk memojokkan komite konvensi tapi bertujuan untuk mengembalikan peran komite. ”Sekarang ini kan mereka bicara usulkan si A, si B dan lainnya, tapi kriteria belum mereka umumkan sehingga semua menjadi tidak jelas. Kita kalau mau menjaring orang, tetapkan dulu kriterianya baru cari orangnya yang memenuhi kriteria itu,” ujar Marzuki Alie.
BACA JUGA: Keprofesionalan TNI Harus Menjadi Prioritas
Disarankan Marzuki, kriteria sebaiknya dibagi dua misalnya kriteria umum terkait peraturan atau UU yang ada atau penyempurnaan aturan perundangan yang ada. Lalu kriteria khusus yaitu kriteria mengenai kapabilitas yang dimiliki sang calon untuk menjawab persoalan bangsa.
Kalaupun ingin meloloskan kepala daerah ikut konvensi, kata Marzuki, maka kriterianya juga harus jelas dia harus berhasil memimpin provinsi besar.
BACA JUGA: Dollar di Ruang Sekjen Diyakini Bukan untuk Operasional
“Kriteria umum itu misalnya sesuai UU kan misalnya syarat pendidikan 12 tahun. Ini bisa diperbaiki karena dengan wajib belajar 12 tahun, maka calon presiden pendidikannya bisa di atas minimal wajib belajar. Itu terserah saja, tapi kan bisa dipertimbangkan, yang penting ada justifikasi,” saran Marzuki.
Untuk kriteria khusus, Marzuki menyarankan inventarisasi dulu masalah bangsa. Setiap calon menurutnya harus diyakini berkemampuan menjawab berbagai persoalan tersebut. Tidak bisa orang sembarangan bisa menjadi calon presiden.
Anggota komite menurutnya tidak bisa mencalonkan seseorang berdasarkan kriteria masing-masing anggota karena bisa terjadi jual beli dukungan diantara anggota-anggota komite.
”Ini agar kita dapat memiliki calon pemimpin terbaik.Tidak ada kaitannya dengan Marzuki Alie. Marzuki Alie itu kecil dibandingkan dengan kepentingan Indonesia. Saya tidak ada setitik debu dibandingkan dengan hal itu. Saya tidak masalah tidak terpilih, asal benar-benar mekanisme dijalankan yang baik sehinga yang terpilih benar-benar bisa memenuhi harapan publik dan kebutuhan bangsa ini,” tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi I DPR Sodorkan PR ke Moeldoko
Redaktur : Tim Redaksi