JAKARTA- Pesan singkat atau Short Messages Service (SMS) dari Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie untuk Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Wanbin PD, dan anggota Wanbin lain yang bocor ke media menimbulkan spekulasi akan terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti kepengurusan Anas Urbaningrum. Namun, Marzuki Ali membantah keras spekulasi itu.
"Yang jadi pertanyaan saya apa yang salah dengan SMS itu? Saya anggota Wanbin, komunikasi saya dengan Ketua Wanbin, itu biasa saya lakukan, bukan sekali dua kali, sudah ratusan kali," kata Marzuki kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/7).
"Pak SBY kalau menegur, memberi perintah biasa juga dengan SMSKalau dulu sebelum saya menjadi Ketua DPR biasa melalui Bu Ani (Ani Yudhoyono)
BACA JUGA: Bahas RUU Pemilu, PPP Ogah Habis-habisan
Sekarang ketika saya sudah menjadi Ketua DPR, melalui ajudan," lanjut Marzuki.Menurutnya, selama ini kalau dia mengirimkan SMS kepada SBY, tidak pernah ditembuskan ke anggota wanbin
BACA JUGA: Rakornas Tak akan Berujung KLB
"Mungkin di antara mereka kaget ada apa, sehingga SMS tersebut keluar (bocor)," tegasnya.Lantas mengapa Marzuki mengirim SMS itu ke SBY? Menurut dia, sebelumnya Ketua Umum dan Sekjen PD sudah instruksikan kepada kader PD untuk tidak lagi bicara soal Nazarudin
BACA JUGA: KLB Menambah Borok Partai
Kader dipersilakan kembali bekerja pada tupoksinyaItu perintah," katanya.Marzuki menyebutkan saat rapat di wanbin membahas persoalan tersebut, SBY ada acara kenegaraan yakni jamuan makan malam dengan Pemerintah PrancisSehingga rapat itu batal dan diundurKemudian besoknya Wakil Ketua Wanbin lain, Andi Malaranggeng pergi ke PalembangSetelah Andi pulang, lantas Marzuki berangkat ke Rusia sebelum rapat tersebut.
"Begitu saya di Rusia ada polemik di salah satu televisi, ada kejadian antara kader saling serangHebatnya pembawa acara itu mampu provokasi Partai DemokratPadahal sudah diintruksikan Ketua Umum dan Sekjen jangan saling serangSaya telepon Amir, tanya bagaimana kejadiannyaSaya bilang Amir yang selesaikan, tapi Amir bilang tidak enak, lalu saya SMS wanbin, agar dibawa ke dewan kehormatan," tegasnya.
Dengan begitu, imbuh Marzuki, apanya yang salah dengan SMS yang dia kirimkan tersebut"Saya laksanakan tugas saya mengawasi partai selaku wanbin dan lapor kepada SBY sebagai ketua wanbin," kata Marzuki.
Marzuki juga menegaskan bahwa isi yang menyangkut masalah leadership seperti di dalam SMS itu bukan bertujuan untuk menyerang Anas Urbaningrum"Kita ingin di struktur Partai Demokrat, kepemimpinan itu kolektif dan kolegialItu sesuai AD/ART. Kalau kolektif di kepemimpinan saling serang, maka harus yang di atas turun tangan, yakni SBY," tegas Marzuki.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol pada 2014 Bisa Membengkak
Redaktur : Tim Redaksi