Masa Kampanye Pemilu, Peredaran Uang Palsu Meningkat

Selasa, 18 Maret 2014 – 08:55 WIB

jpnn.com - CIREBON - Memasuki musim Pemilihan Umum (Pemilu), Bank Indonesia Cabang Cirebon meminta masyarakat mewaspadai peredaran Uang Palsu (Upal) saat kampanye.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Cirebon, Aryo Setyoso mengimbau kepada masyarakat untuk waspada karena tiap tahunnya peredaran uang palsu terus meningkat pada momen tertentu.

BACA JUGA: Uang Palsu Beredar di Pasar

"Memang kami tidak bisa memprediksi berapa lembar uang palsu yang beredar di masyarakat  pada momen tertentu, seperti jelang pemilu. Tapi kami imbau agar masyarakat selalu waspada dan teliti," ujarnya saat ditemui Radar Cirebon (Grup JPNN) di kantornya, Senin (17/3).

Aryo mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah. Sosialisasi tersebut rutin diadakan dua sampai tiga kali dalam sebulan.

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Minta Kembali Satwa KBS

"Tidak hanya ke masyarakat, pada teller-teller perbankan juga kami terus sosialisasi. Wilayahnya pun bukan Cirebon saja, tapi wilayah 3 Cirebon seperti Indramayu, Kuningan, Majalengka," tuturnya.

Secara umum, Aryo membenarkan bahwa peredaran uang palsu jelang pemilu memang banyak ditemukan. Berdasarkan data yang dihimpun, Aryo menjelaskan, peredaran uang palsu dari tahun ke tahun meningkat.

BACA JUGA: Validasi DNT, Temukan Siswa SD Umur 17 Tahun

Di Kota Cirebon, tercatat pada tahun 2012, ditemukan uang palsu sebanyak 4980 lembar, dan di 2013 meningkat sebanyak 5128 lembar. Tahun ini, sejak bulan Januari 2014 hingga awal Maret, perederan uang palsu terus meningkat.

"Data yang diterima BI dari perbankan, masyarakat, serta kepolisian, pada Januari 2014 ada 517 lembar uang palsu, kemudian meningkat di Februari, tercatat 853 lembar, dan pada Maret baru tercatat 91 lembar. Penemuan uang palsu di bulan Februrari tertinggi dari bulan-bulan sebelumnya," jelasnya.

Untuk menghindari penerima uang palsu, Aryo menyarankan agar masyarakat tidak ragu dan sungkan melakukan 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang.

"Berapapun nilainya, jangan ragu dan sungkan untuk cek keaslian. Dan jika ada yang sudah menerima dan tau uang palsu, jangan diedarkan lagi, langsung klarifikasi ke BI," sarannya.

Aryo juga menyarankan, bagi masyarakat yang ingin mengetahui keaslian uang rupiah, bisa mengajukan surat permintaan sosialisasi ke BI.

"Kami siap memberikan penjelasan tentang bagaimana ciri-ciri uang rupiah yang asli, cara mendeteksinya. Kalau mau, gratis nggak perlu bayar, kami welcome kok," pungkasnya. (mik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Ribut, Tatib Pilwabup Karo Harus Matang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler