jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia) Yandi Hermawandi mengingatkan pemerintah untuk gerak cepat dalam mengatasi masalah Papua.
"Jangan sampai berlarut-larut. Sebab jika lihat eskalasinya, berawal dari konflik horizontal antarwarga di Jawa Timur, kemudian merembet ke Papua hingga saat ini menjadi konflik vertikal. Tentu konflik ini sangat berpotensi menjadi lebih besar lagi," katanya kepada Antara melalui WA, Minggu (1/9).
BACA JUGA: Inilah Sejumlah Kantor Pemerintah yang Dibakar saat Rusuh di Jayapura, 28 Tersangka
Hal ini dikatakannya mengomentari kerusuhan yang menyebar di sejumlah wilayah Papua akhir-akhir ini setelah terjadinya insiden aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Menurut dia, upaya gerak cepat tersebut dibutuhkan mengingat isu Papua tengah diupayakan pihak tertentu menjadi isu internasional.
BACA JUGA: Dilarang Ada Referendum di Papua, Begini Penjelasan Mahfud MD
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk lebih mengedepankan cara-cara damai dan tidak menggunakan cara-cara represif dalam menangani masalah di Papua.
"Sebab jika cara represif dipakai, maka bisa jadi konflik akan semakin meluas," katanya.
BACA JUGA: Habib Aboe PKS: Jangan Tajam ke Bendera HTI, Tumpul ke Bintang Kejora
BACA JUGA: Dilarang Ada Referendum di Papua, Begini Penjelasan Mahfud MD
Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun oleh Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia), salah satu akar konflik Papua adalah akibat tindakan represif terhadap masyarakat Papua.
"Dan ini berlangsung sejak zaman Orde Baru," katanya. (M Arief Iskandar/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kala Papua Terkoyak Angkara
Redaktur & Reporter : Soetomo