jpnn.com - BANJARMASIN - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kini sedang genjar dilaksanakan di Kalimantan Selatan. Namun demikian, ada salah satu kendala yakni ketersediaan guru. Dinas Pendidikan Provinsi (Disdikprov) Kalsel mengakui, saat ini masih ada guru PAUD yang hanya lulusan SMP.
Kepala Disdikprov Kalsel Ngadimun mengatakan, kualifikasi guru PAUD memang belum ideal baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
BACA JUGA: Inilah Daftar Partai yang Dicoret KPU
Dari segi kualitas, guru PAUD banyak yang belum sarjana. Ada juga guru PAUD yang hanya lulusan SMA bahkan SMP. Dari segi kuantitas, jumlah guru PAUD juga masih jauh dari ideal. Padahal, Pemprov Kalsel sudah mencanangkan program 1 desa 1 PAUD.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Ngadimun menyebut, Kalsel akan membangun SMK PAUD. Ide ini datang dari Ketua TP PKK Provinsi Kalsel Hj Hayatun Fardah Rudy Ariffin.
BACA JUGA: Daerah Berlomba Usulkan CPNS dan P3K
"Satu-satunya jalan untuk mewujudkan program 1 desa 1 PAUD ya dengan mendirikan SMK PAUD," ujarnya kepada Radar Banjarmasin (JPNN Grup), Sabtu (15/3).
SMK PAUD yang merupakan sekolah swasta tersebut akan berdiri sementara di Gedung Dekranasda Provinsi Kalsel Jalan A Yani Km 4,5. Ke depan sekolah ini akan berdiri di Banjarbaru.
BACA JUGA: KPU Coret Keikutsertaan Partai Peserta Pemilu di 25 Daerah
"Ini satu-satunya dan yang pertama di Indonesia. Kemdikbud sangat tertarik dan mungkin juga ini akan dikembangkan di tingkat nasional setelah dilakukan pengkajian," ungkapnya.
Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Kalsel sendiri menurut Ngadimun masih di bawah rata-rata nasional yakni 80 persen. Sementara jumlah desa di Kalsel yang memiliki PAUD persentasenya baru 58 persen.
Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog saat kunjungan ke Banjarmasin akhir pekan lalu mengakui, gagasan tersebut sangat luar biasa karena dinilai sangat orisinil. Ia memandang Kalsel telah bisa melihat peluang bahwa PAUD sangat penting.
"Keberadaan PAUD saat ini akan melahirkan generasi Indonesia yang luar biasa. Generasi itu akan menjadi kado 100 tahun Indonesia merdeka," katanya.
Diakui Lydia, secara nasional APK PAUD masih 68,10 persen. Artinya jumlah anak usia PAUD yang bersekolah beIum sampai 70 persen. "Ini akan jadi angin segar. Dimana SMK bisa jadi alternatif untuk isi kekurangan tenaga pendidik PAUD," ucapnya.
SMK PAUD ini menurut Lydia bisa menjadi penyambung kesuksesan para guru PAUD. Setelah lulus SMK mereka berpeluang mendapatkan beasiswa untuk kuliah sarjana.
"Saya sarankan Disdik Kalsel segera konsultasi ke Dirjen Pendidikan Menengah. Alternatif SMK harus dikaji," tandasnya. (tas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Relawan DI Ramaikan Kampanye Perdana Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi