jpnn.com, TANGSEL - Pendidikan daring di era revolusi industri 4.0 kini jadi suatu keharusan. Sayangnya, minimnya akses point jadi kendala utama masyarakat untuk mendapatkan pendidikan daring.
"Masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, terisolir) masih sangat sulit mendapatkan informasi. Walaupun sudah ada gadget, smartphone, dan lainnya tapi karena access point yang sangat terbatas jadi susah bagi mereka mendapatkan informasi. Karena jaringannya sangat lemot," kata Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat di sela-sela seminar internasional Open Society Conference 2018 yang dihelat Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) UT, Kamis (15/11).
BACA JUGA: 80 Persen Pemda Sudah Jalankan Pendidikan Jarak Jauh
Dia menyebutkan, bila pemerintah punya niat membangun Indonesia, mulailah dari pinggiran. Ini agar seluruh masyarakat bisa mengecap kemajuan yang telah dicapai negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Integrasi sosial sangat penting agar masyarakat menerima informasi dengan baik dan tahu perkembangan yang terjadi. Tahu isu-isu hangat yang terjadi di lingkungan nasional, regional, dan global.
BACA JUGA: Gandeng Universitas Terbuka Genjot SDM Aparatur Desa
"Ini jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan seluruh stakeholder bagaimana di daerah perdesaan dan terpencil didirikan akses poin agar akses internet bisa dirasakan. Jadi bukan hanya di perkotaan," tuturnya.
Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) yang melakukan pendidikan daring, lanjutnya, UT berusaha menjangkau ke seluruh wilayah perdesaan termasuk 3T. Namun, minimnya akses point membuat penyebaran informasi terhambat.
BACA JUGA: Terpenting Karya Nyata, Bukan di Mana Kuliahnya
"Jujur saya katakan UT itu hanya bisa maju kalau diikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tanpa itu UT hanya jadi PTN yang terbelakang. Makanya dalam pembelajaran jarak jauh kami sangat mengedepankan pemanfaatan internet. Sekarang semua teman-teman (PTN dan PTS) sedang merapat ke UT. Mereka ingin belajar bagaimana menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di era revolusi industri 4.0," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuliah Jarak Jauh Bukan Monopoli Universitas Terbuka
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad