Militer Indonesia memperkirakan, masih banyak pencari suaka yang tengah berlayar menuju wilayah negara ini, setelah kemunculan kapal lain yang terlihat di lepas pantai Indonesia pada hari Minggu (17/5).
Juru Bicara Tentara Nasional Indonesia (TNI), Mayjen Fuad Basya, mengatakan, sebuah kapal patroli Angkatan Laut melihat perahu yang datang dari arah Malaysia kemarin (17/5).
BACA JUGA: Papua Nugini Larang Warga Australia Datang ke Pulau Bougainville
Ia mengatakan, kapal itu lantas berbalik, yang diduga terjadi setelah mereka melihat kapal perang Indonesia.
Belakangan ini, lebih dari 1350 orang telah diselamatkan dan dibawa ke darat oleh nelayan Aceh. (Foto: Reuters)
BACA JUGA: Anna Reich yang Masuk Schindlers List Meninggal di Sydney dalam Usia 94 Tahun
Indonesia, kini, mengoperasikan empat kapal patroli Angkatan Laut di wilayah itu, untuk mencegah pencari suaka dan migran memasuki teritori negara ini.
Hal ini terjadi setelah ribuan migran dan pengungsi diselamatkan atau telah berenang ke pantai Indonesia dan pantai negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, dalam beberapa hari terakhir.
BACA JUGA: Penipuan Asmara Paling Banyak Makan Korban di Australia
Ketiga negara menolak untuk mengizinkan kapal yang membawa para pencari suaka untuk bersandar. Malaysia dan Indonesia-pun mengakui, keduanya telah mengusir kapal yang mendekat.
Kelompok imigrasi internasional menduga, ribuan orang kini masih berada di antara laut Indonesia-Malaysia, tak jelas kemana tujuannya.
Di samping adanya kebijakan ini, sekitar 1.100 orang telah mendarat di Malaysia, dan setidaknya 1.350 orang diselamatkan dan dibawa ke darat oleh nelayan dari provinsi Aceh, Indonesia.
Perwakilan dari Thailand, Malaysia dan Indonesia bertemu di Malaysia untuk membahas masalah tersebut, pekan ini.
Myanmar dilaporkan menolak untuk bergabung dalam pertemuan ini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... 30 Pelaku Industri Ternak Sapi Indonesia Belajar di Queensland