Masih Banyak yang Percaya COVID-19 Konspirasi, Pemerintah Gagal Mengedukasi?

Senin, 22 Februari 2021 – 17:57 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah korban COVID-19. Foto: ANTARA/HO - Polres Wonosobo

jpnn.com, JAKARTA - Parameter Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru soal persepsi publik terhadap pandemi COVID-19 yang dilakukan baru-baru ini.

Hasilnya, meski jutaan nyawa telah hilang akibat pandemi tersebut, banyak yang masih menganggapnya sebagai konspirasi belaka.

BACA JUGA: Pak Ganjar Sudah Menyiapkan Vaksin Covid-19 untuk Kalangan Jurnalis

Paling tidak tercatat 20,3 persen responden menyatakan hal tersebut.

"Kami menanyakan, menurut pendapat anda Virus Covid-19 ini memang benar nyata adanya atau hanya rekayasa dan konspirasi yang dibuat untuk tujuan tertentu saja? Sebanyak 56,7 persen menjawab nyata, sementara 20,3 persen menyatakan konspirasi dan 23 persen tidak menjawab," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dalam keterangannya, Senin (22/2).

BACA JUGA: Soroti Survei Vaksinasi Covid-19, Bang Saleh: Sosialisasinya Harus Lebih Masif

Parameter Politik Indonesia juga menanyakan pendapat, apakah Covid-19 terbentuk secara alami atau dibuat dan direkayasa oleh manusia untuk tujuan tertentu?

Sebanyak 28,7 persen responden menjawab merupakan hasil rekayasa manusia. Sementara yang menjawab terbentuk secara alami 48,9 responden dan yang tidak menjawab 22,4 persen.

BACA JUGA: Khawatir Penularan Covid-19, Pemprov Larang Warga Makan dan Minum di Taman Gurindam 12

"Dari temuan ini kami menyimpulkan, sosialisasi maupun edukasi terhadap masyarakat terkait virus Covid-19 masih penting untuk terus digencarkan," ucapnya.

Dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini juga menyebut, temuan data survei menggambarkan kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih relatif belum membaik dibanding 10 bulan yang lalu saat covid-19 baru menyerang Indonesia.

Sebanyak 50,7 persen responden menyatakan kondisi ekonomi keluarga saat ini lebih buruk dibandingkan satu tahun lalu, sebelum wabah Corona masuk ke Indonesia.

Hanya 9,7 persen responden yang menjawab kondisi ekonomi saat ini lebih baik, sementara 20,9 persen menyatakan sama saja dan 18,7 persen tidak menjawab.

"Kondisi ini memicu kejenuhan masyarakat, sehingga bersikap kurang peduli terhadap wabah Covid-19," ucapnya.

Menurut Adi, ketika diminta memilih antara aktifitas ekonomi atau penanggulangan wabah, masyarakat terbelah dan cenderung lebih memilih pembebasan aktifitas ekonomi, walaupun berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.

Sebanyak 39,1 persen responden lebih memilih pemerintah tidak membatasi aktifitas ekonomi masyarakat, walaupun potensial meningkatkan penyebaran Covid.

Sementara 32,9 persen responden memilih kebijakan membatasi aktifitas ekonomi masyarakat demi mengurangi penyebaran COVID-19, sementara 28 persen tidak menjawab.

Responden pada survei kali ini adalah warga Indonesia yang telah memiliki hak pilih, sesuai undang undang yang berlaku.

Responden 1.200 orang, diambil menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode telepolling menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih.

Pengambilan data dilakukan pada 3-8 Februari 2021. Margin of error survei lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler