Soroti Survei Vaksinasi Covid-19, Bang Saleh: Sosialisasinya Harus Lebih Masif

Senin, 22 Februari 2021 – 14:51 WIB
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah memberi perhatian pada temuan survei Indikator Politik Indonesia yang menyebut 41 persen masyarakat tidak atau kurang bersedia ikut vaksinasi COVID-19.

"Survei tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah. Pemerintah harus melakukan sosialisasi vaksinasi COVID-19 secara luas dan masif kepada masyarakat," kata Saleh dalam keterangan resmi kepada awak media, Senin (22/2).

BACA JUGA: Jateng Mulai Vaksinasi Covid-19 Gelombang II, Ganjar Minta Sehari Seribu Orang

Menurut Saleh, temuan Indikator Politik Indonesia itu menandakan kampanye dan sosialisasi dari pemerintah tentang program vaksinasi belum berjalan baik. Sebab, masih banyak masyarakat yang menolak untuk divaksin.

"Makanya mereka tadi takut enggak mau divaksin. Sosialisasi penting sekali agar semua masyarakat ini paham," legislator PAN ini.

BACA JUGA: Begini Perbandingan Kepuasan Warga Muhammadiyah, FPI hingga Nahdiyin terhadap Kinerja Jokowi

Saleh mengatakan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa vaksinasi merupakan program baik dalam mencegah penularan COVID-19.

Terlebih lagi, kata ketua fraksi PAN DPR ini, anggaran vaksinasi sebesar yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai vaksinasi Covid-19 mencapai Rp 134 triliun.

BACA JUGA: Ferdinand Sindir Anies soal Banjir Satu Hari Kering, Kalimatnya Menohok

"Jadi angka itu untuk vaksinasi dan seluruh hal yang berkaitan dengan itu luar biasa besarnya. Jadi harus efektif. Harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Harus betul-betul sesuai target yang dicanangkan oleh pemerintah," tegas Saleh.

Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia menyebut sebanyak 41 persen masyarakat tidak tidak mau atau kurang bersedia divaksin COVID-19.

Alasannya, masyarakat masih memiliki ketakutan akan tingkat keamanan dari vaksin. Selain itu, ada kekhawatiran terhadap efek samping vaksin sehingga tidak bersedia divaksinasi.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis secara virtual hasil survei Indikator: ‘Siapa Enggan Divaksin? Tantangan dan Problem Vaksinasi Covid-19,’ Minggu (21/2).

"Kenapa mereka kurang bersedia? Karena vaksin dianggap punya efek samping yang belum kelihatan sekarang,” ujar Burhanuddin.

Dari kajian tersebut, 15,8 persen responden mengatakan sangat bersedia disuntik vaksin dan 39,1 persen cukup bersedia. Sementara sisanya tidak menjawab.

BACA JUGA: Aturan Baru: PNS Bisa Naik Pangkat per 2 Tahun, Begini Syaratnya...

Diketahui, survei Indikator Politik Indonesia itu dilakukan pada 1-3 Februari 2021. Survei menggunakan telepon terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak.

Indikator Politik Indonesia mencatat margin of error survei tersebut kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.(ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler