jpnn.com - SURABAYA – Perang terhadap prostitusi belum berakhir pasca sepinya eks lokalisasi Dolly-Jarak. Pemkot Surabaya tetap rajin merazia kawasan yang selama ini dipakai mangkal perempuan-perempuan malam penjaja seks sekejap.
Salah satu lokasi yang dijadikan sasaran adalah Makam Kembang Kuning. Letak makam tersebut memang tak begitu jauh dari eks lokalisasi Dolly-Jarak yang telah dideklarasikan tutup pada 18 Juni lalu. Razia Kamis dini hari (14/8) itu tidak berakhir sia-sia.
BACA JUGA: Manfaatkan Pramuka Jadi Agen Pariwisata
Petugas Satpol PP Surabaya menemukan delapan perempuan yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK). Penangkapan tersebut tak berjalan mulus. Lantaran area makam yang begitu luas, petugas harus kejar-kejaran dengan perempuan yang lari tunggang langgang di antara batu nisan itu. ’’Kami atur strategi. Kami kepung dari dua arah,’’ ungkap Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widyanto kemarin.
Dia menuturkan, saat razia itu, delapan orang bisa ditangkap petugas. Mereka dibawa dengan truk ke markas satpol PP di kompleks Balai Kota Surabaya. ’’Berdasar hasil pendataan, delapan orang itu ternyata terdata sebagai PSK,’’ ungkap Irvan.
BACA JUGA: Antisipasi Gunung Slamet, Logistik Didistribusikan
Mantan camat Rungkut tersebut menyebutkan, setelah pendataan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. Para perempuan itu lantas dibawa ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih.
Kepala Dinsos Supomo menambahkan, delapan perempuan itu langsung dikirim ke Kediri pagi kemarin. Di Kediri memang ada panti rehabilitasi untuk para pekerja seks komersial (PSK). Di tempat itu, mereka akan dilatih keterampilan agar bisa mentas dari bisnis prostitusi. ’’Mereka sudah dikirim pukul 09.00,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Dandim tak Mau Insiden Bendera Jatuh Terulang
Bukan hanya delapan orang itu yang dibantarkan ke pusat rehabilitasi. Ada lima perempuan lain yang juga dibawa ke sana. Jadi, total ada 13 perempuan yang dibawa ke Kediri dengan bus milik pemkot.
Lima perempuan itu merupakan hasil razia pada Sabtu (9/8). Pada saat itu, tak kurang dari seratus perempuan dan lima pemuda diamankan petugas.
Sebanyak 50 perempuan langsung dipulangkan setelah didata. Sementara itu, 50 lainnya dibawa ke liponsos, termasuk lima pemuda. Setelah didata ulang, ada lima orang yang ternyata masuk database sebagai PSK. Bahkan, ada satu perempuan yang ternyata sudah menerima dana stimulan untuk alih profesi sebesar Rp 5.050.000. ’’Ada satu PSK yang sudah menerima duit,’’ ujar Supomo.
Sejauh ini, dinsos juga masih setahap demi setahap dalam membantu alih profesi para PSK dan warga terdampak. Mereka yang ingin berpindah profesi itu diajari banyak hal. Mulai keterampilan membuat kerajinan hingga makanan kering. ’’Banyak orang baru yang daftar untuk diberi pelatihan,’’ pungkasnya. (jun/mas/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Staf Khusus Rano Karno Disorot
Redaktur : Tim Redaksi