Masih Berpangkat Mayor, Luhut Sudah Diminta Pilih Senjata untuk Kopassus

Sabtu, 16 April 2022 – 22:31 WIB
Kopassus TNI AD banyak melahirkan tokoh kondang, salah satunya Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD melahirkan banyak tokoh kondang.

AM Hendropriyono, Luhut Binsar Pandjaitan, Prabowo Subianto, dan Sutiyoso, merupakan segelintir figur dari sekian banyak tokoh yang pernah ditempa di korps elite TNI AD itu.

BACA JUGA: Peristiwa Maret 1983 di Markas Kopassus, Kisah soal Prabowo Mau Menculik Letjen LB Moerdani

Bisa dibilang saat ini Luhut dan Prabowo merupakan tokoh paling moncer di antara mantan personel Kopassus.

Dua menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sudah terlihat menonjol saat masih perwira pertama.

BACA JUGA: Pesan KSAD Jenderal Dudung untuk Kopassus: Semoga Makin Militan dan Dicintai Rakyat

Kopassus -semasa bernama Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha- pernah menyekolahkan Luhut dan Prabowo ke Jerman.

Dua tentara yang berkarib itu dikirim ke Jerman Barat untuk menimba ilmu di Grenzschutzgruppe (GSG) 9.

BACA JUGA: Dirgahayu Kopassus, Sejarah Pembentukan, Lambang, dan Maknanya

Selama 22 minggu, Luhut dan juniornya itu menjalani diklat di satuan taktis antiteror di bawah Bundesgrenzschutz atau Polisi Penjaga Perbatasan Federasi Jerman tersebut.

Pulang dari Jerman, Luhut menyampaikan usul tentang pembentukan satuan antiteror di Kopassandha kepada Letjen Benny Moerdani selaku Asisten Intelijen Hankam Panglima ABRI.

"Usul itu disetujui. Luhut Pandjaitan diangkat menjadi komandan detasemen antiteror, Prabowo sebagai wakil komandan," demikian dikisahkan mantan Danjen Kopassus Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya yang bertitel Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

Namun, Benny meminta Luhut Binsar bertanya kepada Menhankam/Panglima ABRI Jenderal M Jusuf soal nama bagi detasemen antiteror itu.

Ketika Jenderal Jusuf mengunjungi Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur, Luhut dan Prabowo langsung menghadapnya dan mengusulkan nama untuk detasemen baru tersebut.

Nama yang diusulkan ialah Detasemen 81/Antiteror. Angka 81 didasarkan pada pembentukan detasemen itu pada 1981.

Jenderal Jusuf pun langsung setuju. Tentara berdarah Bugis itu punya alasan untuk persetujuannya atas angka 81.

Menurut dia, angka 8 dan 1 jika dijumlahkan menjadi 9. Pesawat Herkules yang biasa digunakan Jenderal Jusuf juga memiliki call sign A-1314.

Angka-angka itu jika dijumlahkan juga menjadi 9. "Angka paling bagus itu," tutur Jenderal Jusuf, sebagaimana diceritakan ulang dalam buku suntingan wartawan senior Hendro Subroto tersebut.

Anggota Detasemen 81/Antiteror merupakan hasil seleksi terhadap personel terbaik di Kopassandha. Luhut menginginkan setiap anggota Detasemen 81 memiliki keahlian khusus, seperti menembak runduk, demolisi, komunikasi, peralatan, dan lain-lain.

"Setiap anggota paling tidak menguasasi satu spesialisasi. Dengan demikian di Den 81/Antiteror mulai dibentuk kelompok-kelompok yang memiliki spesialisasi," demikian Sintong dituturkan dalam buku terbitan 2009 itu.

Jenderal Jusuf juga punya perhatian besar terhadap persenjataan Kopassandha. Ketika prajurit Korps Baret Merah mengajukan permintaan tentang senjata baru, Jenderal Jusuf segera memenuhinya.

"... apa-apa didengar dan dipenuhi," kata Zacky Anwar Makarim dalam buku 'Jenderal M. Jusuf, Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkodjo.

Misalnya, Kopassandha meminta senjata serbu M-16 yang popornya bisa dilipat.

Jenderal Jusuf yang datang ke Cijantung langsung meminta anak buah Luhut menembak menggunakan M-16 model lawas dan yang popornya bisa dilipat.

Setelah itu, Jenderal M Jusuf bertanya kepada Luhut tentang jenis senjata yang cocok untuk Kopassandha.

Menurut Luhut, M-16 dengan popor yang bisa dilipat lebih pas untuk pasukannya.

"Ini lebih praktis kalau melakukan penerjunan," kata Luhut menjawab pertanyaan Jenderal Jusuf.

Tentara asal Bone, Sulawesi Selatan, itu pun langsung menimpali jawaban Luhut.

"Baik kalau begitu, nanti Jenderal Yogie akan urus pergantiannya," kata M Jusuf. Yogie yang dimaksud ialah Mayjen Yogie SM, Danjen Kopassandha pada waktu itu. (JPNN.com)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler