jpnn.com, JAKARTA - Industri pertunjukan musik di Indonesia masih harus beradaptasi selama pandemi virus corona atau covid-19.
Berbagai pelaku industri musik termasuk seniman punya pandangan tersendiri soal cara beradaptasi dengan kondisi sekarang.
BACA JUGA: Badai Eks Kerispatih Umumkan Vakum dari Dunia Musik
Seperti yang diutarakan pengamat musik Bens Leo. Dia merasa konser lewat daring masih menjadi solusi untuk beberapa waktu ke depan. Tentunya harus disertai inovasi khususnya soal konten untuk menarik perhatian penonton.
"Para pekerja seni dituntut berinovasi, tidak boleh putus asa, inilah yang terjadi di dunia musik," kata Bens Leo dalam diskusi virtual 'Inovasi dan Gebrakan dalam Industri Pertunjukan Musik' yang diadakan BaBe, Kamis (9/7).
BACA JUGA: Gaet Penyanyi Lintas Genre, Legenda Musik Indonesia Rilis 7 Lagu Baru
Hal senada disampaikan musikus Armand Maulana. Pentolan band GIGI ini merasa harus ada ide brilian dan segar agar konser lewat daring tetap diminati.
"Kalau (pertunjukan) live berbayar memang membutuhkan ide brilian, yang gratisan aja orang sudah mulai kurang antusiasnya," beber Armand Maulana.
BACA JUGA: Penularan COVID-19 di Pabrik Unilever Bekasi Berasal dari...
"Kami selalu mendukung konser live streaming. Output-nya menyiarkan konser live streaming tersebut agar bisa di-cash out ke penonton," imbuh Shelly Tantri selaku Senior Marketing Head BaBe.
Sementara itu, Kiki Aulia Ucup sebagai pegiat event berharap pertunjukan offline bisa segera digelar. Orang penting di balik Synchronize Fest itu menilai acara bisa dilaksanakan asalkan dengan protokol kesehatan yang jelas.
"Mulai dari cara antrenya kayak gimana, pengumpulan massa ketika konser berlangsung seperti apa. Itu dijelaskan mulai dari parkir sampai mereka masuk," jelas Ucup. (mg3/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra