jpnn.com, TERNATE - Masih sulit mencari figur terbaik untuk menjadi gubernur Maluku Utara (Malut) pada pemilihan gubernur (pilgub) Malut 2018 mendatang. Setidaknya, hal tersebut mencuat dalam diskusi “Mencari Pemimpin Pada Pilgub 2018” yang diselenggarakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Malut, Sabtu (8/4) akhir pekan.
Dalam diskusi yang dipandu Dr Djanib tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, politikus, dan ormas.
BACA JUGA: DPW PAN Kecam Abdurahim Fabanyo
Diskusi yang berlangsung sekitar dua jam lebih itu diawali dengan pemaparan akademisi Univeristas Khairun (Unkhair) Ternate Mukhtar Adam.
Dia mengatakan Malut saat ini belum ada yang tepat untuk menitipkan tiket kepemimpinan. Sebab, sejauh ini figur yang sudah memasang baliho di sejumlah titik di Kota Ternate dinilai masih mengambang.
BACA JUGA: DPW PAN Sudah Tetapkan Nama Kandidat Cawagub
Dia juga menilai para figur yang memasang baliho dan spanduk terkait kesiapan mereka maju pilgub terasa seperti pasar tenaga kerja.
“Ibarat ini para calon berbondong-bondong memasang baliho di sepanjang jalan dengan pernyataan sikap untuk maju ke Pilgub, seperti pengangguran yang melamar kerja kepada masyarakat,” ujar Mukhtar.
BACA JUGA: Pengamat: Perdebatan Dua Tokoh Bermuara ke Pilgub 2018
Mukhtar mengaku bahwa jika hal itu tidak berubah, diyakini tidak akan melahirkan para pemimpin yang berkualitas.
“Ya sialnya kita, kalau kita membuka lapangan kerja bagi para calon dengan secara terbuka saja, tanpa ada uji kompetensi yang kita lakukan," katanya.
Sementara itu, Herman Usman, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) mengungkapkan setiap sejarah itu pasti melahirkan orang besar. Tetapi Maluku Utara sejak lahir, justru melahirkan orang kecil dan kerdil.
"Malut saat ini setiap pemilihan selalu membicarakan soal kepemimpinam, tetapi tidak membicarakan kepemimpinan yang partnership. Akhirnya melahirkan pemimpin yang dealer saja, pemimpin transaksional saja. Sekarang ini Malut sudah harus berbicara kepemimpinan yang ada kemitraan," kata Herman.(tr-05/jfr)
Redaktur & Reporter : Friederich