jpnn.com, JAKARTA - Deklarator Barisan Nusantara (BARNAS) Sandy Patriana Mahura menanggapi pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu yang menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Brutus di dalam lingkaran Istana Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sandy menilai pernyataan Masinton itu sangat tak elok dan tak beretika, mengingat politikus PDIP itu merupakan wakil rakyat.
BACA JUGA: Luhut Binsar: Siapa Bilang Saya Minta Jabatan Presiden Tiga Periode?
“Pernyataan (Masinton) sangat tidak elok, ini merupakan cerminan buruk. Sebagai wakil rakyat dalam berkomunikasi mesti mengedepankan etika, bukan luapan emosi apalagi pernyataan di media," kata Sandy, Rabu (13/4).
Menurut Sandy, memang semua yang dilakukan seorang menteri tidak boleh melebihi kapasitasnya sesuai jabatannya, sehingga tidak ada peran tunggal seorang pembantu presiden.
BACA JUGA: Lagi-lagi di Depan Luhut Cs, Jokowi Minta Hentikan Spekulasi Penundaan Pemilu
Namun seorang pembantu presiden boleh dilindungi oleh para pembantu lainnya dari berbagai serangan publik. Hal itu sebagai bagian dari doktrin logika loyalitas.
"Seperti halnya Masinton melindungi Partai, Sekjen atau Ketua Umumnya dari serangan publik. Itu bahkan menjadi kewajiban dasar seorang pengabdi yang jujur dan tulus," ujarnya.
BACA JUGA: Pelukan Luhut untuk Mbak Sur Setelah 37 Tahun Bersama
Oleh karena itu, Sandy menilai pernyataan dan tuduhan Masinton terhadap LBP itu sangatlah tidak mendasar.
Bahkan, kata dia, tuduhan Masinton itu secara tidak langsung menyamakan posisi Ibu Megawati kala saat bersama pemerintahan Gus Dur.
“Menolak semua pernyataan dan tuduhan sang ahli penuduh Masinton kepada LBP sebagai tidak berdasar penuh muatan politis. Menganggap LBP Brutus," ujarnya.
"(Ia) berarti Masinton telah menyamakan posisi Ibu Megawati saat bersama Gus Dur. Masinton telah secara sistematis melakukan manuver pembusukan dan insinuasi politik secara serampangan dan gegabah," tegasnya.
Sebelumnya, Masinton Pasaribu menuding Luhut Binsar Panjaitan aktif menggalang kekuatan politik untuk mendukung wacana perpanjangan masa jabatan Presiden. Mulai dari klaim big data 110 juta orang, penggalangan Kepala Desa, dan Ketua Umum Partai Politik.
Masin juga terang-terangan menyebut brutus dalam Istana Kepresidenan adalah Luhut Binsar Panjaitan.
Oleh karena itu, Masinton Pasaribu mendesak Luhut Panjaitan mundur dari kabinet atas kekacauan yang dibuatnya selama ini.
"Orangnya sudah ketahuan kan. Siapa yang ingin menjerumuskan presiden? Siapa yang mewacanakan dan menggalang tiga periode? Siapa? Luhut! Siapa yang cari muka, siapa yang mewacanakan dan memobilisasi dukungan kepala desa? Luhut! Siapa yang menggalang beberapa ketua umum partai? Luhut! Artinya brutus dalam istana itu ya Luhut," tegas Masinton, Senin (11/4).(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari