Masjid Al-Hikmah, Perekat Silaturahmi Umat Islam Indonesia di New York

Jamaah Membeludak, Salad Id Dua Gelombang

Kamis, 10 November 2011 – 08:08 WIB
Muslim Indonesia di depan masjid Al-Hikmah, New York. Foto : Ridlwan/Jawa Pos

Umat Islam Indonesia yang tinggal di New York memiliki kebanggaan khususMereka memiliki masjid sendiri yang disebut-sebut sebagai satu-satunya masjid umat Islam Indonesia di luar negeri

BACA JUGA: Di Ruangan ini Sebuah Perang bisa Dicegah atau Justru Dimulai

Masjid Al-Hikmah, di situlah berbagai kegiatan dan silaturahmi warga dilakukan

   
Ridlwan, New York

"ALLAHU Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar." Alunan takbir menggema dengan lembut di dalam sebuah gedung model persegi panjang

BACA JUGA: Lila Umami; dari Usaha Rantangan ke Juara Lomba Masak Nasional

Takbir itu hanya bisa didengar di dalam ruangan karena tak ada speaker yang dipasang di luar atau tepi jalan


Pagi itu (6/11), sejak pukul 07.00, jamaah berdatangan dari berbagai sudut Kota New York

BACA JUGA: Ke Einstein Haus, Tempat Albert Einstein Melahirkan Teori Relativitas

Sebagian besar membawa anak-anakMereka memarkir mobil di jalan yang sempit di perempatan Long Island Avenue

Jawa Pos dan rombongan Outstanding Student For The World Kementerian Luar Negeri 2011 yang datang pagi itu, disambut ramah oleh takmir masjid, ustad Muhammad Syamsi AliSetiap jamaah yang datang diberi tas plastik untuk sepatu dan hanger untuk menggantung jaketMaklum, suhu udara pagi itu 5 derajat Celsius, sehingga hampir semua yang datang mengenakan jaket tebal atau overcoat

"My dear brother, please stand up and move shoulder to shoulder," kata Syamsi meminta jamaah mengisi saf paling depanKapasitas ruangan sekitar 400 jamaahNamun, pagi itu yang datang membeludakSampai-sampai harus diadakan dua sesi salatItulah salad Idul Adha di Masjid Al-Hikmah, masjid yang didirikan umat Islam Indonesia yang tinggal di New York.
   
Tepat pukul 09.00, salat Id ditunaikanArah kiblatnya menghadap ke tenggaraItu karena hitungan posisi New York dan Makkah Al Mukaromah berada di antara arah timur dan selatan
   
Seusai salat, khotbah dibawakan SyamsiUstad kelahiran Sulawesi Selatan, 5 Oktober 1967 itu adalah salah seorang tokoh agama di New YorkDia termasuk anggota tim rekonsiliasi yang dibentuk untuk menjaga toleransi antarumat beragama setelah tragedi WTC pada 11 September 2001 atau satu dekade lalu
   
Syamsi adalah alumnus International Islamic University Islamabad, Pakistan, yang masuk ke New York pada 1997Dia kini juga bekerja sebagai staf lokal di Kantor Perutusan Tetap RI (PTRI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa
   
Di New York inilah kiprahnya semakin luasSelain menjadi pengasuh masyarakat muslim di New York dan Amerika, dengan menghadiri berbagai undangan ke berbagai kota di AS, Syamsi juga aktif berceramah ke berbagai kalangan lainnya

Termasuk mewakili umat Islam dalam Memorial Service dengan tema: Pray for America bersama seluruh pemimpin agama se-AmerikaSyamsi juga mewakili umat Islam AS mendampingi Presiden George WBush saat kunjungan setelah tragedi 11 September 2001 lalu.
   
Syamsi Ali juga aktif mengoordinasi berbagai kegiatan antarkomunitas muslimSebagai contoh, mendirikan Imams Council of NYC bersama tokoh-tokoh muslim di New York pada 1998Syamsi beristrikan Muthiah Malik, dan kini dikaruniai tiga anak; Maryam Zakiyah (lahir di Pakistan), Utsman Afifi (lahir di Saudi), dan Adnan Osama (lahir di New York).
   
Ceramah disampaikan secara padat dan ringkasTemanya: For Better Generation"Mari kita didik anak kita seperti Ibrahim mendidik Ismail yang rela memenuhi permintaan ayahnya untuk dikorbankan," kata Syamsi
   
Anak muda, kata dia, dapat menjadi tabungan amal kedua orang tuanya"Apalagi, bagi kita yang hidup di AS, banyak kebebasan, banyak pergaulan yang jika kita tak cerdas mendidik anak, bisa memengaruhi iman," katanya
   
Syamsi hanya berbicara sekitar 15 menit, karena sif salat kedua segera dimulaiDia mengingatkan juga agar jamaah mendonasikan uang untuk masjid"Karena jumlah jamaah makin banyak, kami berencana melakukan perluasanKita butuh USD 250 ribu," katanya
   
Masjid Al-Hikmah disebut-sebut sebagai satu-satunya masjid milik warga Indonesia di luar negeriAwalnya, warga Indonesia yang tinggal di New York mengadakan pengajian secara berkeliling dari apartemen ke apartemen"Itu sudah sejak 1980-an, keliling dari rumah-rumah," kata Fuad, staf Konsulat Jenderal RI di New York yang menemani Jawa Pos
   
Kebutuhan akan adanya masjid sendiri membuat para jamaah berinisiatif mengedarkan kotak amal di setiap pengajianMenyadari bahwa cara seperti ini akan memakan waktu lama, akhirnya pada 22 Desember 1989, mereka mendirikan organisasi bebas pajak, yang diberi nama Indonesian Muslim Community Inc (IMCI).
   
Dengan aktivitas pengumpulan dana ini, IMCI akhirnya dapat membeli sebuah bangunan di Queens New York seharga USD 385 ribuUntuk renovasi awal, dikeluarkan dana USD 125 ribu, sehingga sebulan setengah setelah dibeli, bangunan yang dulumerupakan sebuah gudang itu menjadi masjid.
   
Pada Oktober 1995, delegasi IMCI menemui Presiden Soeharto yang menghadiri sidang PBBMereka menjelaskan rencana pengembangan masjidPresiden Soeharto, sebagai ketua Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila, memberikan bantuan USD 150 ribuRenovasi pun terus dilakukan sampai sekarang, walaupun masih terlihat bentuk awalnya.
   
Pada 17 Agustus 1995, bersamaan dengan peringatan ke-50 HUT Kemerdekaan RI, Masjid Al Hikmah diresmikan dan langsung dipergunakan untuk berbagai kegiatanMulai Saturday School (semacam taman pendidikan Alquran) untuk anak-anak, Youth Recital untuk pemuda, dan halaqah pengajian umum.
   
Bagaimana dengan penyembelihan hewan kurban" Agus Supriyanto, salah seorang pengurus Keluarga Pengajian Indonesia menjelaskan, di AS aturan penyembelihan sangat ketat"Kalau nekat menyembelih sendiri, apalagi ada darah berceceran dan tetangga melihatnya, kami bisa ditangkap polisi dan dipenjara," katanya
   
Hukum di AS mensyaratkan penyembelihan hewan harus dilakukan di slaughter house atau rumah potong hewanPetugas penggorok leher sapinya pun harus bersertifikat khusus dari Departemen Peternakan AS"Karena itu, kami transfer uang kurban ke lembaga seperti halal meat atau lembaga lain di sini," ujar Agus
   
Mereka tinggal terima beresBahkan, mereka yang kurban juga bisa memesan daging mentah atau matang"Kita tinggal tunggu laporan pengiriman, daging atau sate datang sendiri ke rumahPraktis, aman, tapi tetap sesuai dengan syariat," katanya(c2/nw)
         

BACA ARTIKEL LAINNYA... Joko Widodo, Wali Kota Solo yang Penggemar Berat Musik Rock


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler