jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak 20 massa dari Front Pembela Islam (FPI) ditangkap jajaran Polda Metro Jaya. Mereka diduga sebagai provokator dalam aksi unjuk rasa menolak Basuki Tjahaja Purnama alias AHok sebagai Gubernur DKI yang berakhir rusuh di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (3/10).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto mengatakan, pihaknya mendapatkan data ada tujuh polisi terluka dan 20 anggota FPI ditangkap. Anggota FPI tersebut, kata dia, dibawa ke Polda Metro Jaya.
Rikwanto menegaskan, ada dugaan aksi rusuh tersebut, sudah direncanakan sebelumnya karena pengunjuk rasa membawa batu dan senjata tajam.
BACA JUGA: FPN Janji Perjuangkan Warga Rawajati dari Ancaman Penggusuran
Polda Metro Jaya juga menduga FPI telah menyiapkan aksi penyerangan terhadap petugas Kepolisian yang menjaga jalannya aksi unjuk rasa di Gedung DPRD DKI.
Rikwanto menerangkan, dari hasil olah TKP ditemukan kalau batu yang dibawa telah disiapkan di mobil komando mereka. Mobil tersebut menyuplai batu bagi para demonstran. "Di lokasi tidak ada batu, bahkan batu jenis tersebut tidak ditemukan di lokasi," terangnya.
Kabid menambahkan, dari pemeriksaan anggota FPI yang ditangkap, ada beberapa yang berasal dari luar Jakarta seperti anggota yang berinisial AC, RL, dan DD yang berasal dari Bandung, Jawa Barat, MK dari Tasikmalaya dan AF dari Majalengka, Cirebon.
"Kita masih periksa intensif semuanya, berapa jumlah mereka yang didatangkan untuk ikut dalam unjuk rasa kali ini," tegasnya.
Diulasnya, FPI memberikan surat pemberitahuan pada tanggal 1 Oktober untuk berdemonstrasi pada tanggal 3 Oktober kemarin, dengan tujuan Balai Kota, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Akses Bandara Soetta-Neglasari Bakal Dialihkan
Namun, saat massa berjalan ternyata berbelok ke Jalan Kebon Sirih yaitu ke Gedung DPRD DKI Jakarta. "Ijinnya berdemo di depan Balaikota kenapa mereka berbelok," tandasnya.
Setelah itu, massa mulai berorasi. Namun, hanya lima menit berorasi massa sudah mulai melempari petugas dengan batu. Mendapatkan serangan, petugas membalas dengan tembakan gas air mata.
"Akibat serangan itu, ada 16 anggota yang terluka. Rata-rata lukanya akibat lemparan batu dan ada seorang petugas yang terkena sabetan benda tajam," terangnya.
Kemarin, Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono langsung memerintahkan pengejaran terhadap seluruh pelaku kerusuhan yang melarikan diri. "Kita menurunkan 400 personel untuk menjemput penanggung jawab aksi," tegasnya.
BACA JUGA: Kok Lempar Batu dan Kotoran Hewan, Ada Apa Ini?
Dua orang penanggung jawab aksi anggota Front Pembela Islam (FPI) yang berujung rusuh di Gedung Balaikota dan DPRD DKI Jakarta juga dalam pencarian. "Kita sedang cari untuk diminta pertanggungjawabannya berkaitan aksi FPI yang berujung rusuh," tegas Rikwanto.
INDOPOS (Grup JPNN) mencoba menghubungi Habib Shahab, koordinator aksi yang berujung kerusuhan tersebut namun tidak tersambung. Demikian juga saat didatangi di markasnya di kantor FPI Jalan Petamburan tidak orang yang ditemui. Kantor tersebut sepi seperti tidak ada penghuni.
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menyesalkan aksi anarkis FPI saat berdemo. "Unjuk rasa anarki tidak bisa dibenarkan sama sekali," ujar Saefullah, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Jumat (3/10).
Saefulah berharap, peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Menurutnya, masih ada cara dialog dan santun untuk menyelesaikan masalah. "Bukan dengan cara demo yang merusak," katanya.
Sementara itu, aksi anarkis FPI, membuat murka Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono. Dia pun memerintahkan penangkapan terhadap koordinator lapangan (korlap) FPI Habib Sahab, jika yang bersangkutan tidak menyerahkan diri. (ibl/wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPRD DKI Anggap Aksi FPI Tidak Beradab
Redaktur : Tim Redaksi