SURABAYA - Forum Bandara Juanda turut mengantisipasi kemungkinan masuknya virus Zika melalui pelabuhan udara. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Wilayah Bandara Juanda mulai mengoptimalkan thermal scanner yang dipasang di terminal kedatangan internasional T2 dan terminal kedatangan jamaah umrah T1 pada Jumat (5/2) lalu.
Alat pendeteksi suhu tubuh yang dipasang sejak maraknya serangan Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) awal 2014 itu terhubung dengan pusat komando pengendali KKP Juanda.
"Kami meningkatkan kewaspadaan setelah Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menerbitkan surat edaran penyebaran virus Zika yang kami terima hari ini (kemarin, Red)," ujar Korwil KKP Kelas 1 Surabaya Bandara Juanda dr Pudji Suwanto di pelayanan satu atap terminal kedatangan T2 .
Selain thermal scanner, mereka juga sudah menyiapkan ruang karantina bagi penumpang yang dicurigai di terminal kedatangan. Pudji menjelaskan, thermal scanner yang dipasang di langit-langit lantai 1 dekat eskalator akan mendeteksi salah satu gejala yang timbul gara-gara virus Zika. Yakni, meningkatnya suhu tubuh manusia lebih dari 38 derajat Celsius. Sensor yang menyerupai CCTV itu mampu mendeteksi temperatur orang yang melintas di depan thermal scanner hingga belasan meter.
Peningkatan pengawasan lebih ditujukan kepada penumpang yang memiliki riwayat mengunjungi sejumlah negara di Amerika Selatan selama tujuh hari terakhir. Di antaranya, Barbados, Bolivia, Brasil, Cap Verde, Dominika, Ekuador, dan El Salvador. Juga Guatemala, Haiti, Honduras, Kolombia, dan Meksiko. Selain itu, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, serta Venezuela.
"Jamaah umrah juga menjadi sasaran pengawasan kami karena berpotensi berinteraksi dengan jamaah dari Amerika Selatan selama berada di Arab Saudi," ujar Kepala Seksi Pengendalian Karantina KKP Kelas 1 Surabaya dr Bangun Cahyo Utomo.
Surabaya dan sekitarnya sebagai pintu masuk kedatangan internasional masuk kategori risiko tinggi penyebaran virus Zika. Sebab, virus Zika bisa disebarkan oleh Aedes aegypti sebagaimana virus demam berdarah yang juga dapat muncul di Indonesia. Jika ada pengidap virus Zika yang lolos masuk Surabaya, akan ada potensi penularan melalui nyamuk Aedes aegypti. "Kami juga sudah menyiagakan ruang karantina di terminal kedatangan T1 maupun T2, sebelum dirujuk ke RSUD dr Soetomo," ujar Bangun.
(sep/lyn/c6/c11/fat/flo).
BACA JUGA: Kerahkan Dua Pertiga Kekuatan untuk Ops Liong Kapuas
BACA JUGA: Rokok Ilegal Banjiri Cilacap
BACA JUGA: Dibekuk Polisi Melawan Pakai Celurit, Begini Jadinya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di NTB, Listrik Mati sama Seperti Makan Obat
Redaktur : Tim Redaksi