Masyarakat Diimbau Tak Mengonsumsi Daging Ikan Hiu yang Terdampar

Senin, 05 Desember 2016 – 11:09 WIB
Hiu tutul terdampar di pantai Parigi, Pangandaran. Foto: Radar Tasikmalaya

jpnn.com - PARIGI – Masyarakat Pangandaran, Jawa Barat, diimbau berhati-hati mengonsumsi daging hiu yang terdampar di pantai setempat. Pasalnya, ada kemungkinan daging hewan mamalia itu mengandung penyakit yang dapat membahayakan manusia.

Kepala Seksi Kelautan dan Sumber Daya Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan (KPK) Kabupaten Pangandaran Ade Supriatno mengatakan, menyentuh mamalia laut yang mati sangat tidak disarankan bagi perempuan yang sedang hamil, anak-anak, atau orang dengan luka terbuka di tubuhnya. 

BACA JUGA: Parkir Banyak, Retribusi kok Cuma Sedikit

“Mamalia laut membawa beban tinggi parasit alami yang sangat banyak,” terang Ade kepada Radar Tasikmalaya, Minggu (4/12).

Apabila mamalia laut ditemukan mati di perairan dangkal, lanjut Ade, penanganan yang harus dilakukan adalah menenggelamkannya kembali ke perairan dalam. 

BACA JUGA: 133 KK di Pantai Itu Bakal Digusur Pelindo

Sebab, bangkai mamalia tersebut telah mengalami dekomposisi yang membuat parasit naik ke kulitnya. Parasit inilah yang berbahaya bagi manusia. 
“Cara lainnya adalah dengan bakar dan dikubur,” beber Ade. 

Imbauan ini diutarakannya menyusul terdamparnya seekor ikan hiu paus tutul berbobot satu ton di Pantai Bojong Salawe, Parigi, Pangandaran, Minggu (4/12), siang.

BACA JUGA: Pegawai Kolam Renang Tewas Tersetrum Alat Sendiri

Berdasarkan laporan dari nelayan dan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas), ikan paus hiu tutul tersebut sempat berusaha diselamatkan. 

Namun, karena peralatan yang digunakan kurang memadai dan lokasinya berada di perairan dangkal, usaha gagal. 

“Kita gunakan perahu untuk evakuasi ikan, tapi tidak kuat,” ungkapnya.

Menurut dia, selama tiga bulan terakhir sudah ada tiga ikan hius paus tutul yang terdampar di Perairan Pangandaran.

Temuan hiu paus tutul yang terdampar itu telah dilaporkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

“Sudah kita laporkan melalui email ke Kementerian Kelautan dan Perikanan,” tandasnya.

Ade menjelaskan hiu paus tutul menggunakan sonar untuk berenang. Kemungkinan, ada kegiatan bawah laut yang mengganggu sonar tersebut sehingga mereka terdampar ke pesisir pantai. 

“Kemungkinan ada kegiatan bawah laut seperti kabel bawah laut sehingga sonar hiu paus terganggu,” pungkasnya. (oby/dil/jpnn).

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Natal, Keamanan Ditingkatkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler