jpnn.com - JAKARTA - TV One yang memberitakan bahwa ada kader PKI di tubuh PDIP terus banjir kecaman. Banyak pihak yang menilai bahwa pemberitaan "ngawur" itu adalah perintah Aburizal Bakrie alias Ical kepada awak redaksi televisinya untuk membangun opini yang menjatuhkan pasangan capres Jokowi-JK demi memenangkan Prabowo-Hatta.
“Para pendukung dan relawan Jokowi jangan menyalahkan TV One, sebab awak media televisi tersebut hanya dijadikan alat oleh pemiliknya. Para awak media tersebut harus kita kasihani, sebab telah dipaksa melanggar etika jurnalistik,” kata pengamat media Prof Dr Erman Anom kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/7).
BACA JUGA: Sebelum Kampanye, Jokowi-JK Melayat ke Makam Nanang Masoem
Pemberitaan miring TV One soal PDIP dan Jokowi itu benar-benar membuat masyarakat berang. Bahkan di Yogyakarta, para pendukung Jokowi-JK menyegel kantor TV One Biro Yogyakarta untuk memprotes berita tersebut.
Erman menyayangkan sikap pemilik televisi yang mempengaruhi redaksi untuk membabi buta memfitnah Jokowi dengan mengabarkan bahwa Jokowi seorang komunis dan PDIP adalah bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah terkubur.
BACA JUGA: Ada Capres Halalkan Serangan Fajar, Jokowi-JK Kerahkan Relawan Awasi TPS
Anom menyayangkan pihak-pihak yang bertugas untuk ikut mengawasi pemilu, misalnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Polri. Dia menilai pihak-pihak itu gagal menjaga pemilu yang bermartabat yang sudah dideklarasikan kedua pasangan calon.
Dosen Universitas Unggul mengimbau kepada para pendukung Jokowi untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan destruktif. "Sebaiknya tim sukses Jokowi-JK mengirimkan surat protes yang disampaikan langsung ke TV One. Kalau perlu lakukan kampanye boikot fitnah dengan tidak menonton siaran televisi tersebut,” katanya.
BACA JUGA: Suap ke Akil Belum Terealisasi, KPK Bisa Jerat Zainuddin Amali
Anom menyerukan agar para pendukung melakukan perlawanan terhadap pemilik media yang menggunakan pers sebagai alat untuk mencapai ambisi kekuasaan dengan mengabaikan martabat dan etika jurnalistik. “Lakukanlah dengan damai, jangan merusak,” katanya. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres, Presiden Minta Masyarakat tak Main Hakim Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi