jpnn.com, BANYUWANGI - Isu tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) terus bergema setiap menjelang Oktober.
Publik selalu diingatkan tentang pembantaian tujuh jenderal dalam tragedi G30S/PKI 1965.
BACA JUGA: Siapkan Aksi 299 demi Tolak Pencabutan TAP MPRS soal PKI
Aktivis Forum Pancasila Banyuwangi Tawali Datuganggas mengatakan, Presiden pertama Indonesia Soekarno menyuarakan aliansi nasionalis, agama, dan komunis (Nasakom) pada Orde Lama.
Namun, gagasan itu tak berjalan mulus di daerah. Tawali menambahkan, Nahdlatul Ulama dan Partai Nasional Indonesia (PNI) berseteru dengan PKI di Banyuwangi.
BACA JUGA: PKI Sudah Mati, Saatnya Indonesia Bangkit Jadi Bangsa Besar
Situasi semakin memanas, imbuh Tawali, karena PKI menunggangi pemilihan bupati Banyuwangi.
"Puncak konflik menjadi berdarah-darah. Terjadi pada pasca-G30S/PKI. Pemberontakan gagal itu diikuti pembersihan PKI di berbagai daerah. Namun, di Banyuwangi, PKI berani unjuk kekuatan," ungkap Tawali melalui keterangan tertulis, Selasa (26/9).
BACA JUGA: Mas AHY Setuju Banget G 30 S/PKI Diputar Lagi, Nih Alasannya
Dia menambahkan, PKI membantai pemuda Ansor di Kecamatan Muncar.
Menurut Tawali, pemuda Ansor awalnya diundang ke pengajian.
Namun, anggota PKI menyamar menjadi pemuda Ansor di Kecamatan Gambiran.
Kedatangan mereka, sambung Tawali, disambut dan dijamu Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat.
Dia menambahkan, makanan dan minuman yang disuguhkan sudah dicampuri racun.
Hal itu membuat pemuda Ansor tak berdaya. "Saat itulah mereka dibantai PKI," kata Tawali.
Dia menambahkan, tragedi itu menyebabkan 93 pemuda Ansor meninggal dunia. Mayat mereka ditumpuk.
Pada 18 Oktober 1965, sebanyak 62 pemuda Ansor dibunuh di Dusun Cemethuk, Kecamatan Cluring.
Mayat mereka dikubur dalam lubang yang sudah disiapkan.
"Di lubang maut Cemethuk ini sekarang berdiri Monumen Pancasila Jaya," ungkap Tawali.
Karena itu, pihaknya enggan melupakan peristiwa itu.
"Ingat-ingatlah agar pengorbanan nyawa ratusan syuhada Banyuwangi itu tidak sia-sia belaka. Waspada, PKI di sekitar kita bisa menunggang apa pun. Termasuk demo untuk menebar konflik dan membakar amarah warga," kata Tawali. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Yakin Kelompok Eks PKI Punya Agenda Besar
Redaktur : Tim Redaksi