Masyarakat Setuju jika Status Pandemi Diturunkan Jadi Endemi

Minggu, 15 Mei 2022 – 17:44 WIB
Direktur Eksekutif Indikantor Burhanuddin Muhtadi. Foto: arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat mendukung pemerintah jika ingin menurunkan status pandemi menjadi endemi. Hal ini berdasarkan pertimbangan pada mulai melandainya kasus Covid-19 di Indonesia.

“Mayoritas masyarakat setuju jika status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Drama Minyak Goreng dan Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Presiden’ secara virtual pada Minggu (15/5).

BACA JUGA: Indonesia Masuk Tahap Endemi, Ini Indikatornya

Setelah melakukan survei terhadap 1.228 responden, dalam rentang 5-10 Mei 2022, sebanyak 69 persen masyarakat setuju status pandemi covid-19 diturunkan menjadi endemi.

Dari mereka yang setuju, ada enam alasan utama yang menilai status pandemi sudah bisa berubah menjadi endemi.

BACA JUGA: Pemerintah Tak juga Ubah Status Pandemi Covid-19 ke Endemi, Presiden Beri Alasan Begini

Yang paling tinggi, kata Burhanuddin, yakni menganggap penyebaran virus sudah terkendali. Angkanya mencapai 26,8 persen.

Alasan kedua, yakni sebagian besar masyarakat sudah menjalani dua kali vaksin. Alasan ketiga, mereka yang setuju menganggap perekonomian kembali berputar.

BACA JUGA: Dunia Menuju Endemi, Wabah Covid-19 di China Malah Menjadi-jadi

“Ada juga yang menganggap Covid-19 selayaknya flu biasa,” ungkap Burhanuddin.

Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono menilai pemerintah sudah bisa melepas pembatasan pergerakan masyarakat.

PPKM, menurut Pandu, sudah tak lagi relevan dalam kondisi saat ini.

“Dari data mudik lebaran kemarin, yang dikhawatirkan pemerintah selama ini tak terjadi. Tidak terjadi peningkatan kasus. Kita sudah berhasil mendorong pemerintah fokus pada meningkatkan imunitas penduduk,” ujar Pandu.

Di sisi lain, Pandu juga mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo yang memecat Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, menggantikannya dengan Budi Gunadi Sadikin. Pandu menilai rotasi tersebut membuat Indonesia mampu mempercepat pelaksanaan vaksin.

“Budi Gunadi itu bukan dokter. Jadi, dia tidak punya konflik kepentingan. Diberikan perintah mengejar vaksinasi secepat-cepatnya, dia langsung lakukan. Sekarang kita bisa menikmati hasilnya,” kata Pandu.

Pandu juga menilai pemerintah telah berhasil mengendalikan pandemi.

“Kita bisa mengendalikan pandemi dengan cara kita sendiri, dengan strategi yang sudah kita tentuan. Kini, kita bisa meneruskan pelonggaran. Mungkin ini perpanjangan PPKM yang terakhir. Namun, saya belum mengatakan endemi, tapi kita bisa tenang,” kata Pandu.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler