jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kekecewaan yang mendalam karena ada sekelompok warganya yang menolak jenazah perawat pasien covid-19 di Ungaran.
Kekecewaan Ganjar itu diungkapkannya lewat video di akunnya di Instagram. Ganjar dengan raut wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca mengaku sangat terkejut masih ada warganya yang menolak pemakaman jenazah pasien covid-19.
BACA JUGA: Ganjar Mengucapkan Terima Kasih untuk Pengorbanan Perantau yang Tak Mudik
"Bapak ibu saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati, sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien covid-19. Ini kejadian kesekian kali dan saya mohon maaf, saya ingin kembali mengajak bapak ibu untuk ngrogoh roso kamanungsan yang kita miliki," kata Ganjar.
Ganjar sebelumnya, sudah pernah berbicara dan berpesan yang sama pada warganya untuk tidak menolak pemakaman jenazah pasien covid-19.
BACA JUGA: Ganjar Bersedih, Ada yang Tega Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona
Kini dia mengulang kembali permintaannya terdahulu. Ganjar menekankan, pemakaman jenazah pasien covid-19 tidak akan membuat warga tertular virus berbahaya itu.
"Pengurusan jenazah pasien covid-19 sudah dilakukan dengan standar yang aman baik dari segi agama, maupun medis. Mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukkan peti dan seperti sudah ditegaskan para ahli kesehatan ketika jenazah itu dikubur secara otomatis virusnya akan mati karena inangnya juga mati. Saya tegaskan sekali lagi. Kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati dalam tanah, tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegas Ganjar.
BACA JUGA: Teriakan Ganjar saat Gowes Keliling Semarang Bikin Emak-Emak Terkejut
Dia mengatakan Majelis Ulama Indonesia atau MUI juga sudah mengeluarkan fatwa terkait hal tersebut.
"Majelis Ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurusi jenazah itu wajib hukumnya. Sementara menolak jenazah itu dosa," tambahnya.
Ganjar berharap kejadian di Ungaran ini adalah yang terakhir kali terjadi di Jawa Tengah.
"Jangan adalagi penolakan jenazah. Apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan. Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil resiko, dgn merawat pasiem covid-19 padahal dia tahu itu mengancam keselamatannya. Para perawat, dokter dan tenaga medis tidak pernah menolak pasien, kenapa kita tega menolak jenazah mereka yang telah berkorban menyelamatkan kita," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia