Mata Melly Goeslaw Berkaca-kaca saat Bertemu Warga Palestina

Kamis, 28 Desember 2017 – 00:05 WIB
Mata Melly Goeslow saat tiba di kamp pengungsian warga Palestina dan Suriah di Kilis. Kawasan perbatasan Turki dan Suriah. Foto: Istimewa

jpnn.com - Melly Goeslaw dan Opick berangkat ke pengungsian warga Palestina di Turki, Suriah, dan Lebanon untuk menjalankan misi kemanusiaan.

Dua penyanyi dan pencipta lagu itu berangkat bersama dengan organisasi Sahabat Palestina Memanggil (SPM) sebagai Duta Kemanusiaan, 17-24 Desember.

BACA JUGA: Ikuti Jejak Amerika, Guatemala Kena Semprot Dunia

AHMADI SULTAN

Mata Melly Goeslow berkaca-kaca. Raut wajahnya sedih. Namun kebahagiannya membuncah. Perasaan campur aduk itu muncul saat tiba di kamp pengungsian warga Palestina dan Suriah di Kilis. Kawasan perbatasan Turki dan Suriah.

BACA JUGA: Israel Makin Songong, Palestina Salahkan Trump

Melly Goeslaw tak dapat menyembunyikan rasa haru sekaligus kebahagiaannya bisa menemui para pengungsi. Khususnya anak-anak.

Hatinya berkecamuk. Ia mendekati anak-anak pengungsi itu. Membelai rambutnya dan mengajaknya berbicara meski tak ada jawaban. Melly pun terkesima berada di dekat mereka.

BACA JUGA: Tel Aviv: Guatemala Sahabat Sejati Israel

"Masya Allah, mereka cantik-cantik, cakep-cakep. Tapi sedih pisan, sedih banget, kasihan. Tapi Alhamdulillah masih ada negara yang nampung. Kita yang dari Indonesia juga dikasih kesempatan menemui dan membantu mereka," kata Melly dengan raut wajah sedih dengan mata berkaca-kaca.

Melly terus mengamati anak-anak itu. Melihat sorot matanya. Tak terasa, mata Melly kembali berkaca-kaca.

Air matanya nyaris tumpah. Tetapi ia berusaha tegar. Setegar anak-anak yang hidup di pengungsian karena gejolak di tanah kelahirannya.

"Kalau dilihat dari matanya, kondisi fisik dan mental anak-anak di sini agak kurang sehat. Tapi mereka terlihat bahagia. Bersyukur bisa lolos dari peristiwa di tanah airnya," kata penyanyi berusia 43 ini.

Di dekatnya, Opick juga tak bisa menyembunyikan rasa harunya bertemu anak-anak pengungsi. Sambil menahan hawa dingin, Opick berusaha menghangatkan suasana dengan menyapa para pengungsi. Terutama anak-anak.

Mereka mengenakan jaket seadanya, walau masih ada yang tidak mengenakan jaket. Padahal, suhu udara di Turki dan Suriah pada bulan Desember ini sudah cukup rendah, mendekati suhu 5 - 7 derajat celcius. Musim dingin telah tiba.

"Masya Allah, musim dingin seperti ini betapa berat penderitaan mereka. Dinginnya luar biasa. Saya saja pakai baju empat lapis. Bisa dibayangkan mereka di sini yang sehari-hari tinggal di tenda," kata Opick.

Rombongan Duta Kemanusiaan asal Indonesia mengunjungi kamp pengungsian warga Palestina dan Suriah yang tinggal di tenda-tenda penampungan di Kilis, pada Rabu (20/12).

Rombongan yang terdiri dari Sahabat Palestina Memanggil (SPM), Tangan Di Atas (TDA), Zakat Sukses, SSC Indonesia, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) serta Qupro Indonesia bersama musisi Melly Goeslaw dan Opick, menyerahkan satu kontainer bantuan.

Bendahara Sahabat Palestina Memanggil (SPM), Hermawan mengungkapkan, bantuan itu berupa perlengkapan musim dingin, makanan siap santap, dan bahan makanan.

Bantuan perlengkapan musim dingin antara lain pakaian, selimut, jaket, syal, kaos kaki, kasur, alat pemanas, sarung tangan, dan sebagainya.

"Kondisi terkait cuaca di sini (di Turki) memang ektrim buat kita dari Indonesia. Dingin banget, angin kencang. Makanya bantuannya berupa kebutuhan musim dingin," jelas Hermawan melalui sambungan telepon Whatsapp kepada INDOPOS (Jawa Pos Group), Kamis (21/12).

Sementara Opick menegaskan, amanah bantuan dari masyarakat Indonesia dipastikan sampai ke tangan para pengungsi.

Pencipta lagu Tombo Ati ini pun berharap bantuan tersebut menjadi berkah bagi para pengungsi dan masyarakat Indonesia yang memberikan bantuan.

"Alhamdulillah kita sudah serahkan bantuan dari Indonesia di titik ini. Masya Allah, luar biasa. Semoga ini menjadi keberkahan buat kita semua. Berkah untuk para pengungsi, berkah untuk rakyat Palestina, berkah untuk rakyat Indonesia, InsyaAllah, Amin," kata Opick lagi.

Setelah dari perbatasan, rombongan duta kemanusiaan bergerak ke kawasan Gaziantep, Turki. Di perbatasan ini pengungsi Palestina tinggal di rumah-rumah petak sederhana dan kumuh. Rumah tersebut mereka sewa dengan uang bantuan dari para dermawan.

Menurut data yang dirilis otoritas setempat di kawasan Kilis dan Ganziantep, kini bermukim lebih dari 120.000 orang pengungsi Suriah dan Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Keluarga mereka yang laki-laki seperti suami, ayah, atau kakak banyak yang tewas menjadi korban perang. Kamp pengungsian di kawasan ini sudah berdiri sejak 2014, dan akan berakhir jika perang sudah selesai dan mereka kembali ke Tanah Airnya.

Melly pun menyatakan kekagumannya kepada pemerintah Turki yang mau memberikan tempat kepada para pengungsi.

Sebelumnya, pada 18 Desember 2017 malam, misi yang membawa bantuan amanah dari masyarakat Indonesia senilai USD 250 ribu itu memulai misi perdananya di kota Istanbul, Turki.

Mereka mengunjungi IQRA School, sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak Palestina. Sekaligus tempat penampungan pendidikan anak-anak yatim Palestina di Istambul.

Di penampungan ini, anak-anak Palestina usia 5-8 tahun diajarkan tahsin dan tilawah Alquran.

Sementara anak usia 8 tahun ke atas difokuskan tahfizh (menghafal) Alquran. Media pembelajaran membaca telah menggunakan Elektrik dan pengetahuan lainnya termasuk bahasa Arab dan Palestina yang disesuaikan menggunakan kurikulum Palestina.

Khusus anak PAUD, diberikan pelajaran berbasis game dan Alquran. Sedangkan wali murid, para ibu yang ditinggal suami karena syahid, diajarkan Alquran dan kajian oleh para wali bapak atau ibu angkat.

Melalui Instagram pribadinya, Melly merekam keadaan dan aktivitas anak-anak di pengungsian. Mereka ramah menyambut rombongan.

Melly pun mengajak berfoto bersama dan berinteraksi dengan sejumlah anak. Ia menanyakan nama-nama mereka.

"Masmuka (Siapa namamu) ?" tanya Melly yang dalam bahasa Arab.

Rombongan misi kemanusiaan ini melanjutkan penyaluran bantuan hingga 24 Desember 2017, ke kamp-kamp pengungsi warga Palestina di perbatasan Turki, Suriah dan Lebanon.

Bantuan itu hasil penggalangan dana selama hampir satu tahun di Indonesia.***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Songong, Israel Susun Rencana Baru Kuasai Yerusalem


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler