Matcha Bukan Sekadar Teh Sajian untuk Kalangan Bangsawan

Selasa, 14 Januari 2020 – 18:56 WIB
Praktisi teh Ratna Somantri menjelaskan mengenai matcha. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi teh Ratna Somantri mengungkapkan, saat ini ada tren di kalangan milenial mendalami teh, khususnya matcha.

Matcha (teh bubuk) adalah teh hijau berbentuk bubuk yang dibuat dengan cara menggiling teh hijau hingga halus seperti tepung.

BACA JUGA: 5 Manfaat Teh Kembang Sepatu Untuk Kesehatan

"Di Jepang, matcha adalah barang mewah yang dipakai di upacara-upacara tradisional Jepang. Sebaliknya di Indonesia, teh itu dianggap produk murah dan harian. Ketika negara-negara luar seperti Amerika dan Eropa booming dengan matcha, Indonesia masih belum jadi tren," kata Ratna yang juga Founder Indonesia Tea Institute dalam even 14 Januari ini sebagai Hari Matcha Nasional di Jakarta, Selasa (14/1).

Di luar negeri, lanjutnya, matcha tidak hanya digunakan untuk tradisional tetapi juga sebagai flavor. Matcha ibarat cokelat yang tidak akan pernah hilang dari peredaran.

BACA JUGA: Inilah Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Teh Hijau

"Saya bersyukur matcha sekarang sudah memasyarakat di Indonesia. Selain menjajari tren layaknya kopi, cokelat, taro (ubi ungu), matcha juga sudah turut menyehatkan konsumsi harian kita dengan antioksidannya yang unik karena dapat memberikan calming dan menambah fokus saat otak bekerja. Matcha memang sudah punya kelasnya sendiri," bebernya.

Dia menjelaskan, perjalanan matcha dari asal muasalnya di Jepang hingga menjadi booming di Indonesia melalui proses yang panjang dan berliku. Sejatinya matcha dinikmati di asalnya sebagai minuman seremonial, disajikan dalam upacara-upacara meditasi di kalangan bangsawan.

BACA JUGA: Gaji Pokok PPPK dari Honorer K2 Terendah Rp 2,9 Juta

Sampai akhirnya di era milenial ini matcha diolah lebih casual sebagai flavor baru di Jepang. Baik itu ice cream, wafer, latte , pancake, hingga soba noodle.

"Matcha asli warnanya hijau, punya aroma khas. Kalau yang palsu, ketahuan saat diseduh akan terpisah dan tidak menyatu," ucapnya.

Pada kesempatan sama Lintang Wuriantari, Tea Executive Officer Matchamu menambahkan, matcha memiliki sejarah panjang selama lebih dari 800 tahun. Di Jepang, perfecting the matcha processing adalah harta yang diwariskan turun temurun di setiap keluarga pembudidaya.

Menghargai setiap tahap dalam matcha processing, menjadi faktor yang menentukan demi menghasilkan kualitas matcha terbaik.

"Matchamu belajar banyak hal baik dari bagaimana matcha dihasilkan. Value inilah yang selalu dijaga dengan sistem baik, dari awal Matchamu lahir hingga menjadi skala Aamanufaktur saat ini," terangnya.

Matchamu terus memperluas lini produk, tidak hanya matcha, tetapi juga Banana Latte, Pineapple Latte, Mango Latte, Sakura Latte, Chai Latte, Choco Latte, Pineapple Latte, Teh Tarik, Thai Tea dan Read our Velvet Latte. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler