jpnn.com - JOGJA – Beragam cara untuk mencegah aksi pencurian. Misalnya, memasang kamera pemantau atau CCTV, ronda, atau membayar orang untuk menjadi satuan pengamanan alais satpam.
Namun, warga di lingkungan RT 32/RW 8 Kelurahan Warungboto, Umbulharjo, Jogja punya cara berbeda. Mereka justru menyediakan hadiah bagi siapa pun yang bisa menangkap maling.
BACA JUGA: Waspada! 11 Tersangka Anggota Ormas Dipindah ke Lapas Kerobokan
Spanduk bertuliskan hadiah bagi penangkap maling pun dipasang di pertigaan kampung yang dianggap sebagai strategis. Spanduknya warna merah dengan tulisan yang hrufnya berukuran relatif besar itu memang terkesan mencolok. Tulisannya adalah ”Menangkap Maling Berhadiah, Siang Rp 300 ribu Malam Rp 500 ribu”.
Ketua RT 32 Sukardi Wardoyo mengatakan, spanduk itu sudah dipasang sekitar dua pekan. ”Sementara ini ada tiga tempat yang dipasang spanduk. Rencananya akan ada empat titik lagi yang dipasangi spanduk,” katanya seperti diberitakan Radar Jogja.
BACA JUGA: Tepuk Tangan! Enam Bandar Narkoba Disikat di Surabaya
Latar belakangnya karena wilayah yang dihuni sekitar 70-an kepala keluarga itu sering jadi sasaran pencurian. Hanya saja, belum maling di wilayah itu yang tertangkap.
Ajakan ronda sistem keamanan lingkungn (siskamling) pun tak direspons.”Anak kos di sini banyak yang jadi korban pencurian. Kami sudah menggalakkan petugas ronda. Namun jarang ada yang mau ikut,” tuturnya.
BACA JUGA: Ohh..Ini Alasan Mobdin Wakil Rakyat Berpelat Hitam
Sukardi menjelaskan, sudah sering kali pencuri di wilayahnya menyasar barang-barang milik warga yang tinggal di indekos. Misalnya, ponsel dan laptop.
Sedangkan di kalangan warga asli setempat sering kecurian burung dan unggas. ”Sebetulnya siang malam kondisinya sama. Malam kami giatkan ronda, malah malingnya di siang hari. Tapi selama spanduk dipasang belum ada kejadian,” ujarnya.
Pengurus RT pun berharap dengan ada iming-iming itu maka ketika ada pencuri yang hendak beraksi akan berpikir dua kali. Namun, kata Sukardi, hal yang diharapkan dari spanduk itu justru kepedulian warga.
”Bukan karena hadiahnya, tapi menggugah nurani warga untuk bersama menjaga keamanan. Intinya gitu,” ungkapnya.
Lantas dari mana asal uang untuk hadiah bagi penangkap maling? Sukardi menjelaskan, hadiah bagi penangkap maling akan diambilkan dari kas RT dan sumbangan warga.
Selain itu, upaya persuasif akan terus dilakukan agar bisa mengajak semua warga ikut ronda siskamling, termasuk para mahasiswa yang indekos. Terlebih mayoritas penduduk di RT yang dipimpin Sukardi adalah mahasiswa indekos dan warga pendatang.
“Kami dekati door to door untuk ronda. Intinya kami tidak membebani. Satu rumah misalnya ada lima orang, dijatah ronda seminggu sekali. Wajib semua warga,” jelasnya.(riz/ila/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habis Ngopi Kepikiran Majikan Cantik, Pengin Memerkosa
Redaktur : Tim Redaksi